Menkeu Singapura Cek Perkembangan KIK

Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong tengah mengunjungi kabupaten Kendal untuk meninjau langsung perkembangan kawasan industri di daerah tersebut. Kedatangan Mr Lawrence Wong disambut Bupati Kendal, Dico M Ganinduto untuk kemajuan industri di kawasan KIK.


"Saya sangat terkesan dengan perkembangan industri di Kawasan Industri Kendal selama masa pandemi hingga saat ini. Aktifitas industri di kawasan ini tetap berjalan dengan baik," kata Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong di Pendopo Tumenggung Bahurekso, Kendal, Kamis(19/5).

Wong menerangkan aktivitas di Kawasan Industri Kendal telah berjalan dengan baik meskipun proses konstruksi masih berjalan  namun aktivitas produksi hingga proses rekrutmen tenaga kerja tetap berjalan.

"Saya lihat proses produksi dan perekrutan tenaga kerja tetap berjalan meski saat ini proses konstruksi tengah berjalan. Ini hasil yang sangat memuaskan," terangnya.

Saat ini, ada beberapa project yang sedang berjalan di KIK dengan dukungan bersama Pemerintah Singapura dan Indonesia.

Selain mengunjungi Kawasan Industri Kendal, Wong juga menyempatkan diri untuk menghadiri penyerahan Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) kepada 100 tenaga kerja.

Sertifikat tersebut diberikan pada mereka yang telah lulus pelatihan program Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemerintah Kabupaten Kendal, Kementerian Perindustrian, serta Kawasan Industri Kendal. 

"PKS atau program Link and Match ini pada dasarnya merupakan program pemerintah yang menghubungkan sekolah vokasi dengan industri dalam kerangka kerja sama meliputi penyelarasan kurikulum," kata Arus Gunawan, Kepala BPSDM Kementerian Perindustrian.

PKS ini merupakan program yang dimiliki oleh Kementerian Perindustrian bersama pemerintah daerah dalam menciptakan tenaga kerja profesional sesuai kebutuhan Industri.

Hingga saat ini, realisasi program PKS di Kendal telah berhasil menyelenggarakan pelatihan bagi 300 tenaga kerja.

"Jadi PKS ini merupakam program yang dimiliki oleh Kementerian Perindustrian bersama pemerintah daerah dalam menciptakan tenaga kerja profesional sesuai kebutuhan Industri. Realisasi program PKS di Kendal telah berhasil menyelenggarakan pelatihan bagi 300 tenaga kerja," terangnya.

Arus menjelaskan bahwa program tersebut tidak dipungut biaya.

Badan usaha yang perlu menggelar pelatihan hanya diminta untuk menyerahkan spesifikasi keahlian yang diperlukan.

"Tidak ada pungutan biaya apapun dalam program tersebut dan kalau ada badan usaha yang ingin menggelar pelatihan cukup hamya menyerahkan spesifikasi keahlian saja," jelasnya.

Bupati Kendal, Dico M Ganinduto mengatakan, Menteri Keuangan Singapura hadir untuk melihat langsung progres KIK.

Saat ini sudah ada 75 tenan yang bergabung di KIK, dan terus bertambah dari tahun ke tahun.

"Kalau jumlahnya saat ini ada 75 tenan yang sudah bergabung ke KIK. Alhamdulilah tiap tahun terus bertambah," kata Bupati Kendal, Dico M Ganinduto.

Dico menjelaskan banyaknya perusahaan yang telah bergabung di KIK tentunya akan menyerap tenaga kerja yang cukup besar terutama untuk masyarakat Kendal.

Diharapkan dalam kurun waktu tahum 2022-2023 sebanyak 12 ribu tenaga kerja bisa terserap di seluruh industri yang ada di KIK.

"Saya berharap sebanyak 12 ribu tenaga kerja bisa terserap di KIK dalam kurun waktu 2022-2023. Jumlah tersebut akan terus ditingkatkan lagi, baik di bidang industri maupun pariwisata," tambahnya.

Presiden Direktur Kendal Industrial Park, Stanley Ang memastikan agar para investor tidak khawatir dengan ketersediaan SDM tenaga kerja yang ada di KIK.

Pihaknya bersama pemerintah daerah dan Kementerian Perindustrian, melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) akan memastikan ketersediaan pekerja yang terlatih untuk semua badan usaha di KIK dari berbagai jenis produk

"KIK dengan Pemerintah Daerah dan Kementerian Perindustrian akan memastikan bahwa akan tersedia pekerja yang terlatih dengan baik untuk semua badan usaha di kawasan kami, terlepas dari apapun jenis industrinya," jelas Stanley.

Menurut Stanley Ang, 31 persen dari jumlah perusahaan yang sudah bergabung di KIK bergerak di bidang fashion industri, 14 persen bidang furniture, 13 persen bidang elektronik, dan sisanya beberapa bidang lainnya.

KIK sendiri saat ini terus berupaya menarik investor dari luar negeri agar mau berimvestasi dan mengembangkan perusahaannya di KK.

"Kami juga terus berupaya agar para investor tertarilk dan berminat untuk berinvestasi di KIK," pungkasnya.