Pemerintah terus memastikan suplai oksigen medis serta kapasitas rumah sakit melalui Rumah Sakit Lapangan bisa terus tersedia untuk masyarakat guna menangani lonjakan Covid-19.
- Anggota DPR-RI Kutuk Kekerasan Geng Motor Jogja Yang Tewaskan Seorang Pelajar
- Obat Rasa Kangen, Para Seniman Pelukis Gambar Sketsa Wajah Ahmad Lutfhi
- Bupati Magelang Siapkan Fasilitasi Penyelenggaraan Pemilu 2024
Baca Juga
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan dalam rapat koordinasi antar kementerian menyampaikan agar para produsen memprioritaskan produksi oksigen untuk medis.
Saya minta 100 persen produksi oksigen untuk kepentingan medis terlebih dahulu, artinya seluruh alokasi industri harus dialihkan ke medis,” tegas Menko Luhut kepada wartawan, Senin (5/7).
Rencananya, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dan Kementerian Kesehatan akan membuat database produsen dan distributor untuk ketersediaan oksigen, baik dengan memproduksi dari dalam negeri maupun melakukan impor.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga menerangkan bahwa keamanan dan kebersihan oksigen bisa terjamin dan diperiksa dengan menggunakan teknologi analisis hazard operability. Ia juga memastikan bahwa kapasitas oksigen fasa cair tersebut akan dioptimalkan 100 persen untuk kebutuhan medis.
Sementara terkait impor, sedang dilakukan konsolidasi dengan produsen untuk bisa memastikan kapasitas dan sumber oksigen.
Luhut menegaskan kepada Agus Gumiwang agar produksi oksigen dalam negeri diperbanyak untuk pasien isolasi dengan kondisi berat.
Saya kira kita bisa kerahkan oksigen produksi dalam negeri dan oksigen konsentrator untuk pasien isolasi. Oksigen konsentrator ini bisa kita impor melalui Kemenperin kalau sudah di-approve Kemenkes,” ucap Menko Luhut, dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Ia juga berharap agar oksigen konsentrator bisa tersedia di hari Selasa atau Rabu. Untuk itu, ia menugaskan Kemenperin untuk segera memastikan kapasitas dan sumber untuk oksigen impor sekaligus memastikan kedatangan oksigen tersebut.
Selain memastikan ketersediaan suplai oksigen, pemerintah juga berencana untuk mengkonversi Asrama Haji Pondok Gede menjadi RS Darurat Covid-19. Asrama tersebut memiliki kapasitas 1 gedung untuk perawatan intensif, 5 gedung untuk perawatan pasien Covid-19 gejala sedang, dan 2 gedung untuk asrama perawat dengan total kapasitas tempat tidur sebanyak 785 buah.
Menko Luhut juga memastikan agar proses vaksinasi berjalan dengan baik untuk dapat mencapai target vaksinasi satu juga orang per hari di bulan Juli dan dua juga di bulan Agustus.
Saya minta Kemenkes, Pemprov, TNI, dan Polri menentukan titik-titik sentra vaksinasi yang akan terus beroperasi sampai 31 Desember 2021 disertai kapasitas vaksinasi harian dan jumlah tenaga vaksinator tersedia,” katanya.
Ia juga meminta Kemenkes untuk dapat mengerahkan mahasiswa kedokteran tingkat akhir untuk meningkatkan jumlah tenaga vaksinator yang ada.
Saat ini masih banyak titik-titik yang beroperasi hanya 2 hingga 3 minggu saja, hal ini menyebabkan capaian vaksinasi harian mengalami fluktuasi,” lanjut Menko Luhut.
Untuk itu, Menko Luhut kembali menegaskan bahwa pelaksanaan vaksinasi harus bisa berjalan lancar tanpa ada batasan.
Mengenai vaksinasi saya pikir semua KTP berlaku dimana-mana, jangan sampai orang mau vaksin itu nggak boleh karena KTP,” tandasnya.
- Unjuk Rasa Koalisi Rakyat Menggugat Jawa Tengah Dukung Hak Angket
- Ketua DPRD Salatiga Soal Coklit: Jangan Sampai Orang Mati Dihidupkan, Orang Hidup Dimatikan
- Ajak Bersama Awasi Pilkada, Bawaslu dan PWI Kudus Satukan Sikap