Kebijakan penurunan harga telur menjadi Rp 19.500 per
Kilogram (kg) dari Rp 30.000 per kg ternyata tak membuat peternak ayam
dan telur rugi justru kebijakan tersebut masih tetap menguntungkan para
peternak meskipun produksi telur saat ini masih terbilang rendah.
- Pertamina Pastikan BBM Aman di Banjarnegara
- Blora Ajukan 92.400 Tabung LPG 3Kg ke Pertamina
- Dirut Pertamina Bakal Pimpin Langsung Pembenahan Tata Kelola Migas
Baca Juga
Jadi kita hitung, Rp19.500 ini peternak sudah untung, peternak kecil, besar, sedang semua sudah untung. Sudah untung belum bapak-bapak?" tanya Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (19/7).
Spontan para peternak ayam yang hadir pada operasi pasar untuk telur yang digelar oleh Kementan tersebut menjawab sepakat bahwa mereka masih diuntungkan dengan penurunan harga tersebut.
"Masih," saut para peternak ayam dilansir dari Kantor Berita Politik
Lebih lanjut Amran juga menjelaskan, kebijakan tersebut akan segera dihentikan bila harga telur sudah kembali stabil di kisaran Rp 22.000 demi melindungi peternak kecil dari gulung tikar.
"Tapi diujung kita harapkan Rp 22.000, jangan lewat Rp 25.000, tinggi dikit, tapi sudah untung, petaninya sudah untung, dua-dua nya untung, nah kalai harga sudah stabil di sini kita stop operasi pasar, karena kalau dilanjutkan ini memukul balik peternak-peternak kecil," pungkasnya.
- Membedah Gaya Komunikasi Presiden RI
- Menggoreng Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ulah Siapa, Untuk Apa?
- Dituduh Gunakan Ijazah Palsu, Jokowi Akan Tempuh Jalur Hukum