Menteri Hukum dan HAM Ajak Alumni dan Civitas UKSW Pertahankan Kampus Center of Action

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Prof. Yasonna Hamonangan Laoly, S.H., M. Sc., Ph.D., mengajak alumni  Civitas dan seluruh pengajaran Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) untuk terus mempertahankan sebagai Kampus 'Center of Action'. 


Harapan ini disampaikan Yasonna Laoly saat mengisi Kuliah Tamu di Gedung Balairung Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Selasa (21/2). 

Tak berhenti sampai disitu saja. Sebagai 'masyarakat' Gereja, Yasonna menyebutkan jika UKSW saat ini membawa nama berat Universitas Kristen Satya Wacana. 

"Ini bukan kali pertama saya datang ke UKSW saat saya masih dosen saya juga pernah datang ke UKSW di Salatiga ini. Ini Suatu kehormatan bagi saya datang ke UKSW karena ini adalah salah satu Universitas Kristen yang terbaik yang ada di Indonesia, untuk itu para mahasiswa, pengajar, civitas dan alumni untuk terus mempertahankan sebagai Kampus 'Center of Action'," ungkap dia. 

Untuk itu, lanjut dia, UKSW memiliki beban berat membawa nama yang berat. Karenanya, ia sebagai warga Gereja meminta kepada seluruh jajaran civitas akademika UKSW solid dan merapatkan barisan menuju sebuah universitas besar. 

"Saya mengajak para mahasiswa kalian adalah calon pemimpin masa depan dan kalian memilih UKSW sebagai tempat, untuk kalian menggali ilmu. Oleh karena itu, kalian harus memanfaatkan kesempatan ini dan ikut membantu membesarkan UKSW," timpalnya. 

"Saya sebagai orang yang berkecimpung di dunia pendidikan dan bagian dari Universitas, saya tahu dinamika yang ada. Untuk itu dengan kerendahan hati saya mengajak jajaran alumni UKSW mari bergandengan tangan membangun Universitas. Di AKBP Nommensen pernah mengalami gejolak dan di dalamnya membuat mundur Universitas," lanjut dia. 

Dengan contoh yang ia beberkan itu, Yosanna mengajak semua pihak mempertahankan kualitas akademis dan betul-betul berupaya menjadi center of action. 

"Apapun namanya jadi saya menjadi bangga datang ke UKSW saat ini karena saya percaya Universitas Kristen Setia wlWacana adalah kampus yang baik, yang solid menjadi center of excellent tempat benih-benih anak bangsa menyiapkan para pemimpin ke depan," tandas dia. 

Sementara, Koordinator kegiatan kuliah umum Dr. Umbu Rauta, SH. MHum., menyebut kuliah umum ini bertujuan memberikan artikulasi bahwa ide-ide tentang Kebangsaan (dan juga Bhineka Tunggal Ika) bukan hanya sekadar jargon politik. 

"Tetapi saat ini juga menjadi ideal dalam pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia, dalam hal ini mengontrol dan menentukan isi atau materi muatan peraturan perundang-undangan sebagaimana aspek fungsionalnya ditetapkan oleh UU PPP," kata Umbu Rauta. 

Seperti apa Asas Kebangsaan (dan juga Asas Bhineka Tunggal Ika) mengontrol materi muatan peraturan perundang-undangan yang dibentuk?.

Disampaikan Dr. Umbu Rauta hal ini yang akan mengantarkan pada upaya untuk mewujudkan sistem hukum Indonesia yang ideal, sistem hukum yang benar-benar mencerminkan kondisi riil dari masyarakat kita yang merupakan masyarakat majemuk.

"Dalam konteks demikian, negara atau pemerintah sebagai pemegang kuasa mengatur harus mampu merealisasikan gagasan tersebut. Bagaimana mengeksekusinya, itulah yang akan menjadi pokok pikiran dalam kegiatan Kuliah Umum ini," ungkap Pakar Hukum Tata Negara UKSW ini.

Kuliah umum ini bekerjasama dengan STT IKAT, diikuti Dosen, Tenaga Kependidikan, Mahasiswa, perwakilan beberapa Sekolah Tinggi Teologi di Salatiga dan sekitarnya serta sejumlah tamu undangan.