Menteri Perdagangan Korea Selatan, Yoo Myung-hee telah berhasil masuk babak final pencalonan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
- Pelayanan Bagi Wisatawan Islam Di Jeju Akan Ditingkatkan
- Laporan Oxfam: Covid-19 Membunuh yang Miskin dan Memperkaya yang Kaya
- Satu Tewas Dalam Insiden Penembakan di Sydney
Baca Juga
Menteri Perdagangan Korea Selatan, Yoo Myung-hee telah berhasil masuk babak final pencalonan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Keberhasilan Yoo itu membuktikan jika wakil Asia mampu menduduki posisi terpenting di badan perdagangan global itu, dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Yoo dinyatakan masuk dalam babak final pada Kamis pagi (8/10). Pada tahap terakhir ini, ia akan bersaing dengan seorang ekonom dari Nigeria, Ngozi Okonjo-Iweala.
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg beberapa waktu lalu, Yoo ternyata sudah memiliki strategi untuk mengatasi berbagai persoalan perdagangan global saat ini
Terlebih, isu proteksionisme perdagangan di seluruh dunia yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena dipicu perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, yang diperparah oleh pandemi Covid-19. Menurut Yoo, WTO harus direvitalisasi untuk lebih "fleksibel" dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut.
Sehingga AS dan China dapat mengandalkan WTO untuk menyelesaikan sengketa perdagangan yang sudah menjalar ke berbagai bidang tersebut. Ia berjanji, jika diangkat menjadi Dirjen WTO akan berperan sebagai mediator yang dapat menyediakan platform bagi kedua belah pihak. Walaupun memang penyelesaiannya tentu tidak akan muncul dalam waktu dekat.
"WTO tidak dapat menyelesaikan semuanya. Naif jika mengharapkan WTO dapat menyelesaikan semuanya dalam semalam," kata Yoo. "Tapi tetap saja, WTO yang berfungsi dengan baik dan direvitalisasi dapat dijadikan forum negosiasi dan forum penyelesaian sengketa, bisa menjadi bagian dari solusi," tambah dia.
Sebagai seseorang yang sudah 25 tahun berkarir di dunia perdagangan dan sektor terkait, Yoo mengaku, tujuannya adalah mengaktifkan kembali kekuatan multilateralisme di tengah gelombang proteksionisme.
Dalam pernyataannya, ia juga berharap sebagai calon Dirjen perempuan pertama, WTO dapat menumbuhkan budaya tempat kerja yang inklusif, beragam, dan tangguh. "Ini adalah waktu yang tepat bagi WTO untuk dipimpun oleh wanita yang cakap," kata Yoo yang juga seorang Menteri Perdagangan perempuan pertama di Korea Selatan.
Di tengah pencalonan Yoo, muncul kekhawatiran Jepang yang kerap berselisih dengan Korea Selatan. Keduanya bahkan sempat terlibat dalam perang dagang terkait industri elektronik. Namun Yoo menuturkan, ia pun memberikan perhatian pada Jepang. Ia mengatakan, ada agenda besar reformasi yang harus dilakukan WTO, alih-alih kekhawatiran Jepang.
"Saya telah menjangkau Jepang. Saya akan meyakinkan Jepang bahwa saya paling cocok untuk melakukan pekerjaan itu," tekan Yoo. Yoo adalah orang Korea Selatan ketiga yang mencalonkan diri untuk kursi Direktur Jenderal WTO.
Dua kandidat lainnya gagal mencapai posisi teratas itu pada 1994 dan 2012. Sejak Juli, Yoo telah mengunjungi berbagai negara, termasuk Swiss, Amerika Serikat, Prancis, dan Swedia, untuk menggalang dukungan mereka.
Yoo ditunjuk sebagai menteri perdagangan perempuan pertama dalam 70 tahun sejarah Korea Selatan pada Februari tahun lalu.
Dengan 25 tahun pengalaman di dunia perdagangan dan sektor terkait, Yoo adalah salah satu kandidat yang paling mumpuni. Ia berhasil melakukan negosiasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), Korea-China FTA, hingga Korea-US FTA.
- Presiden Rusia Tandatangani Dekrit Pengakuan Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk
- Nigeria Protes ke Indonesia Usai Beredar Video Diplomatnya Dianiaya
- Keberadaan Presiden Afghanistan Masih Misteri