Kabupaten Batang ditunjuk Kementrian Pertanian Republik Indonesia (RI) menjadi pusat pembibitan kelapa variasi genjah untuk tingkat nasional. Tidak hanya untuk kebutuhan pertanian tapi juga pariwisata.
- Mudik lebaran, 900 Ribu Kendaraan Diprediksi Akan Masuk Jateng
- Jalan Tol Masih Jadi Pilihan Utama Pemudik
- Mensos Risma Kunjungi Korban Longsor di Tandang Kota Semarang
Baca Juga
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo resmi mengawali pengembangan kelapa genjah untuk wisata seluas 10 hektare di Kawasan Pantai Sigandu hingga Ujungnegoro. Produksi diperkirakan mencapai 1.100 batang.
Angka itu bisa menghasilkan produksi untuk minuman segar mencapai 300 butir per hari atau 110.000 butir per tahun. Dengan jumlah petani sebanyak 120 bisa menghasilkan pendapatan Rp 500 juta per tahun.
"Hari ini kita di sini akan melakukan mengembalikan Indonesia sebagai negara nyiur melambai. Pohon kelapa ini tumbuh dari akar sampai daun, semua menghasilkan. Buahnya, sampai dengan batok -batoknya, bermanfaat," kata menteri berinisial SYL, Jumat (20/1).
Kelapa varietas Genjah adalah jenis kelapa yang bagus. Tinggi pohon tidak menjulang tinggi, hanya sekitar dua meter hingga tiga meter. Bisa berbuah 182 butir perpohonnya tiap tahun.
Pengembangan Kelapa Genjah Klaster Pariwisata Jawa Tengah memiliki luas areal 209 ribu Ha. Untuk Kabupaten Batang mencapai 1.379 ha, yang jadi pengembangan kelapa genjah seluas 200 ha atau setara 21.900 batang.
Penjabat Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki mengatakan varietas kelapa genjah bisa ditanam di pekarangan warga. Tidak harus di lahan yang hamparan, karena itu sangat menjanjikan.
Ia akan mengimbau masyarakat menanam kelapa genjah bali. Selain mudah ditanam, dalam tiga tahun, kelapa Genjah bisa berbuah.
"Kelapa ini tidak tinggi tapi rindang. Pohonnya bisa untuk teduh-teduhan di tepi pantai," ucapnya.
- Polda Jateng Akan Tutup 27 Exit Tol Menuju Jateng Dalam PPKM Darurat
- Sejumlah Tokoh Jateng Terima Penghargaan Tokoh Inspiratif Jateng 2022
- Gus Muhaimin : Pesantren Harus Jadi Kekuatan Ekonomi Indonesia