Pengamat Politik dari Universitas Mercu Buana, Maksimus Ramses Lalongkoe menilai kemerosotan PDIP pada Pilkada 2018 kemarin, bukti banyaknya calon yang dipaksakan sehingga kurang menarik simpati masyarakat.
- Teguh Santosa: Kualitas Karya Jurnalistik Kunci Tangkal Hoax
- Perdana Gelar Safari Politik, DPD PKS Bersilaturahmi dengan PDIP Solo
- Akhir Juli, PDIP Umumkan Bakal Calon Usungan di Pilkada Karanganyar
Baca Juga
"Kalau soal merosot itu karena faktor personal calon yg kurang mengena di hati rakya. Sebab dari awal saya cermati banyak calon PDIP yang dipaksakan, tanpa melihat fakta elektabilitasnya," ujar Maksimus Ramses Lalongkoe kepada Kantor Berita Politik RMOL melalui pesan singkat, Kamis (28/6) dikutip dari Kantor Berita RMOL
Ia juga menilai, faktor lawan tandingan juga kurang diperhatikan oleh PDIP di pilkada serentak tahun ini.
"Kedua, kualitas lawan politik PDIP lebih bagus ketimbang calon yang diusungnya dan ini harus jadi bhan evaluasi pdip dalam mengusung figur-figurnya ke depan," imbuhnya.
Namun bila dikaitkan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang, Maksimus menolak hasil pilkada serentak berkorelasi langsung terhadap gelaran pemilihan orang nomor satu di Indonesia tersebut.
"Kalau soal pengaruh (Pilkada 2018) ke Jokowi nampaknya tidak begitu (berpengaruh). Sebab tidak ada korelasi langsung sekarang dengan pilihan politik rakyat. Rakyat melihat partai itu hanya sarana saja atau alat untuk jadi pintu masuk bukan satu-satunya tempat untuk menang," pungkasnya.
- Tahapan Pemilu Dimulai Paling Lambat Juni 2022
- Hingga Awal Desember, DPTb Kota Salatiga 413 Pemilih
- Dukungan Makin Menguat, 1000 PKL Siap Menangkan Mawahib di Pilbup Kudus