Meski Bukan Klaster Sekolah, Hendi Minta Evaluasi dan Skrining Terus Dilakukan

Walikota Semarang Hendrar Prihadi/RMOLJateng
Walikota Semarang Hendrar Prihadi/RMOLJateng

Pemerintah Kota Semarang tetap melalukan pembelajaran tatap muka (PTM) meski sempat ditemukan adanya kasus baru Covid-19 di beberapa sekolah yang melaksanakan PTM.


Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan jika hingga hari ini PTM di Kota Semarang berjalan dengan baik.

"Artinya jika ada satu atau dua persoalan masih bisa diatasi," katanya kepada RMOLJateng, Kamis (23/9).

Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, mengakui jika sempat ditemukan 7 kasus baru Covid-19 di Sekolah Dasar. Sebagai langkah preventif, lanjut Hendi, PTM di sekolah tersebut dihentikan sementara.

Tak hanya itu, Dinas Kesehatan Kota Semarang juga langsung melakukan tracing ke sejumlah siswa dan guru yang menjadi kontak erat.

"Alhamdulilah ini bukan klaster sekolah karena tidak ditemukan siswa dan guru lain yang tertular dan kemungkinan mereka tertular dari aktivitas di luar sekolah," terang Hendi.

Hendi menyebut dalam satu pekan ini sekolah tersebut dihentikan proses belajar luringnya, untuk mensterilisasi area sekolah.

"Selama satu minggu ini kita berhentikan 3 sekolah tersebut tapi nanti mulai Senin bisa kita lanjutkan kembali PTM nya," lanjutnya.

Pihaknya juga terus mengingatkan Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk terus melalukan evaluasi pada kegiatan PTM yang diselenggarakan.

"Kita memang harus terus lakukan evaluasi dan PCR secara rutin agar tidak seperti daerah-daerah lain yang ada klaster sekolah," tekannya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri menyebut jika hingga hari ini PTM masih berjalan aman dan lancar.

Pihaknya juga mengakui tentang temuan tujuh kasus tersebut. Namun, dijelaskannya, jika kasus tersebut bukan berasal dari satu sekolah, sehingga tidak ada klaster di lingkungan sekolah.

Begitu diketahui ada siswa dan guru yang positif, mereka langsung ditangani petugas puskesmas dan melakukan isolasi mandiri. 

"Itu tidak satu sekolah. Teman-teman satu kelas ditracing negatif. Guru ditracing negatif. Jadi, tidak ada klaster Covid-19 di sekolah. Sejauh ini PTM aman. Kalau tidak aman pasti Dinas Kesehatan minta semua sekolah tutup," ungkapnya.

Mulai pekan ini siswa yang masuk sudah mulai ada penambahan. Semisal, untuk SD, semula baru kelas 5 dan 6, kini sudah ditambah kelas 3 dan 4. Pembatasan tetap diberlakukan 50 persen. 

Terkait terjadinya kerumunan di SMPN 33 Semarang yang sempat ditemukan Gubernur Jawa Tengah, dia menjelaskan, itu bukan terjadi saat PTM melainkan di luar saat siswa menunggu uji coba assessmen nasional berbasis komputer (ANBK). Satgas Covid-19 sekolah pun langsung melakukan tindak lanjut.  

"Saya keliling terus. PTM diterapkan super ketat. Jangan sampai terulang  lagi seperti di SMP 33," ucapnya.