Minyak Goreng Curah di Pasar Bintoro Demak 'Hilang', Pedagang Kena Imbas

Kelangkaan minyak goreng curah di Pasar Bintoro Kabupaten Demak berdampak pada sejumlah pedagang.


Kusmiati, seorang pedagang pisang, terpaksa harus merelakan daganganya membusuk lantaran sepi pembeli.

"Kalau setiap hari yang beli pisang kan penjual gorengan, pedagang molen, pokoknya pedagang yang jualannya pakai pisang. Tapi ini sudah sepekan gak ada satu pun yang beli. Ya gak laku, jadi hitam," ujar Kusmiati, Rabu (23/3/2022) pagi.

Kusmiati mengaku, sebelumnya juga berjualan minyak goreng dan beras. Namun, minyak goreng yang mengalami kelangkaan dan harganya mahal, membuatnya menghentikan jualannya tersebut.

"Dulu ya Saya juga jualan minyak goreng. Terus dari agen sering kosong, sampai akhirnya langka, ya akhirnya saya hanya jualan pisang dan sayuran," tambah Kusmiati.

Selain Kusmiati, salah seorang pedagang beras, Muryati, mengaku, kehilangan sekitar 30 persen pelanggannya yang kebanyakan pemilik warung makan.

"Sudah sepekan lebih ini gak pada beli. Katanya pada libur dulu karena minyak goreng langka. Sebelumnya, setiap hari dapat Rp6 juta, kalau sekarang hanya Rp3 sampai Rp4 juta. Ya karena pelanggan memilih libur jualan," kata Muryati.

Seperti diketahui, usai pemerintah mengalihkan subsidi dari minyak goreng kemasan, ke minyak goreng curah. Kelangkaan terjadi secara serentak hampir di seluruh pasar tradisional.

Dari pantauan RMOLJateng, di Pasar Bintoro Demak, minyak goreng curah mengalami kelangkaan sejak 7 hari ini. Bahkan, kelangkaan dialami hampir seluruh pedagang minyak goreng curah di pasar ini, karena kosongnya stok di agen besar yang biasa memasok para pedagang.