Pendangkalan muara jadi masalah di pesisir kota Pekalongan yang mengakibatkan berkurangnya kapal masuk ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
- Jadi Mitra Binaan Semen Gresik, Penyandang Disabilitas Ini Raih Omzet Puluhan Juta
- Iskandar, Putra Aceh Pimpin Maskapai Baru Di Langit Biru Indonesia
- Puncak Blibli Histeria 2022, Lelang Mobil Listrik Mulai Rp12
Baca Juga
Pendangkalan muara jadi masalah di pesisir kota Pekalongan yang mengakibatkan berkurangnya kapal masuk ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid menyebut pendangkalan muara di Kota Pekalongan cukup parah.
"Pengerukan bukan solusi tepat. Mengatasi masalah ini juga harus sinkron dengan pembangunan pelabuhan onshore dan tanggul rob," katanya saat meninjau lokasi, Kamis (22/4).
Ia berharap bisa memprogramkan penanganan permasalahan pendangkalan muara, rob, dan pembangunan pelabuhan.
Tujuannya agar sektor perikanan di Kota Pekalongan bangkit kembali.
Aaf, sapaan akrabnya menyatakan bahwa sektor perikanan kota Pekalongan tidak hanya menurun tapi anjlok.
"Banyak hal yang mempengaruhi seperti pendangkalan muara dan adanya rob," jelasnya.
Wali Kota meninjau pesisir bersama Ketua Asosiasi Purseseine Indonesia (API) Kota Pekalongan, Mofid yang juga Anggota DPRD Kota Pekalongan.
Ketua API sekaligus Anggota Komisi B DPRD Kota Pekalongan, Mofid mengungkapkan keinginannya menjadikan sektor perikanan menjadi nomor satu dan menjadi tumpuan ekonomi di Kota Pekalongan selain batik.
Kaitannya, dengan masalah muara menurut Mofid pemecah gelombang bagian Timur haruslah lebih panjang dari yang Barat.
"Sekarang ini kan panjangnya sama sehingga gelombang yang membawa pasir masuk ke mulut muara dan menyebabkan pendangkalan. Jadi bagian Timur harus diperpanjang lagi 50-100 meter," ujar Mofid.
Dahulu sebelum ada kenaikan BBM ada 764 kapal besar, sekarang hanya 125 kapal besar.
"Itupun kurang dari seratus yang beroperasi. Karena pendangkalan banyak yang masuk ke pelabuhan di Tegal dan Juwana," ujarnya.
- Nodai Rekannya, Pelajar Ini Dipolisikan
- Terus Melayani di Tengah Sepi, Mengabdi hingga Pandemi Pergi
- Tinggi, Ketergantungan Petani Terhadap Pupuk Subsidi