MUI Purbalingga : Paham Radikal Rambah Generasi Muda

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) UI Purbalingga KH. Roghib Abdurrahman mengatakan, di Indonesia saat ini mulai berkembang paham intoleran. Paham tersebut berkembang dalam kehidupan beragama maupun bermasyarakat.


"Ciri-cirinya adalah menganggap paham yang dianutnya paling benar dan paham atau ajaran yang dianut orang lain yang tidak sepaham adalah salah," katanya.

Roghib mengungkapkan hal tersebut pada acara webinar kebangsaan dengan tema Penanggulangan Bahaya Penyebaran Paham Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme yang digelar Polres Purbalingga, Kamis (24/6).

Kegiatan webinar dihadiri oleh Kapolres Purbalingga AKBP Fannky Ani Sugiharto, Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Purbalingga, Ketua PCNU Kabupaten Purbalingga, Ketua PD Muhammadiyah Purbalingga, Kepala Kantor Kemenag Purbalingga, Kepala Kesbangpol Purbalingga, Ketua Kokam dan Dansatkorcab Banser.

Dikatakan Roghib, paham radikal maupun intoleran sudah merambah ke generasi muda. Oleh karena itu,  perlu dilakukan langkah dan upaya untuk menangkalnya, khususnya di wilayah Kabupaten Purbalingga.

Selain Roghib, webinar menghadirkan narasumber lain yakni Ken Setiawan Pendiri NII Crisis Center Jakarta, dan Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) Cilacap KH. Fahrur Rozi, M.Hum. Acara dimoderatori Kabag Ops Polres Purbalingga Kompol Pujiono.

Narasumber lain, KH Fahrur Rozi menyampaikan, dalam beragama harus yakin terhadap dasar agama masing-masing. Namun demikian harus tetap menjunjung tinggi toleransi.

"Jadikan pandangan bahwa yang beda jangan disamakan dan yang sama jangan dibedakan. Hal itu sebagai wujud toleransi dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," ucapnya.

Sedangkan, Ken Setiawan dalam kesempatan yang sama memberikan materi tentang pengertian terorisme, radikalisme, nasionalisme dan NII. Selain itu, menyampaikan tentang ciri-ciri terpapar paham radikal dan intoleransi serta cara menghindarinya.