Murid SD Gatet Tetap Semangat Belajar, Meski Gedung Sekolahnya Rusak

Suasana pembelajaran anak-anak di 2 ruangan dijadikan untuk  tempat KBM 6 kelas.
Suasana pembelajaran anak-anak di 2 ruangan dijadikan untuk tempat KBM 6 kelas.

3 kelas lagi membujur ke utara. 

Dari jumlah 7 ruangan itu, yang digunakan hanya 3 kelas. Yakni bangunan yang membujur ke utara hadap ke timur. Itu pun masih dibagi lagi untuk digunakan kantor guru dan praktik ibadah. Sementara untuk keamanan, plavonnya harus disangga dengan kayu supaya tak ikut ambrol.

Di satu sisi, 2 kelas lainnya harus dibagi untuk beberapa aktivitas KBM dari kelas 1 hingga 6. Yakni satu ruangan menampung murid 3 kelas. Kelas 1 hingga 3 dan kelas 4 hingga 6.

Sedangkan bangunan yang hadap selatan membujur ke timur, 2 ruangannya rusak parah bahkan ambrol. Sementara 2 lainnya tertutup rapat. Dikhawatirkan jika dimasuki siswa siswi bisa menimbulkan hal yang tak diinginkan.

Tentu hal itu membuat bagi yang melihat harus mengelus dada. Namun apa daya, permintaan dari masyarakat setempatlah yang harus dijalankan oleh pihak sekolah. Sebab warga setempat berkeinginan sekolah itu tetap dijalankan demi pendidikan anak anaknya.

Karsono selaku Kepala SDN 4 Undaan Kidul (sekolah induk) menjelaskan, SDN 3 Undaan Kidul (Dukuh Gatet, red) ini diregrouping dengan SDN 4 pada 2018 lalu.

Sementara, SDN 4 itu berada di Gang 4 Desa Undaan Kidul Jalan Raya Kudus Purwodadi.

Di mana jarak pusat desa hingga Dukuh Gatet tersebut mencapai 4 kilometer. Sehingga dengan alasan jarak jauh dan keselamatan dari wali murid itulah semua siswa di Gatet tak mau pindah belajar ke SDN 4 Undaan Kidul (sekolah induk).

"Orangtua siswa Gatet ini khawatir keselamatan, pengeluaran biaya bertambah bagi anak ketika harus bersepeda jauh. Selain itu juga kondisi kendaraan yang ramai baik roda 4 dan 2 ke arah jalan raya Kudus Purwodadi ini,"ucapnya.

Dan alhasil, siswa dari SDN 3 Undaan Kidul tetap belajar di Dukuh Gatet ini. Sementara, untuk saat ini (2023), jumlah total siswa SDN 4 Undaan Kidul (regruping SDN 3 dan SDN 4) ada 114 siswa. Ada sekitar 42an siswa masih tetap belajar di SD Dukuh Gatet.

Terkait yang menjadi alasan wali murid soal jarak tempuh sekolah, Karsono juga telah berusaha konsultasi pengadaan kendaraan angkut siswa menggunakan dana BOS. Sehingga kendaraan itu direncanakan mengantar siswa dari Gatet ke SDN 4 Undaan Kidul.

"Nah, dari hasil konsultasi, koordinasinya itu pengadaan angkut siswa untuk mengantar anak tidak bisa karena persoalan administrasi. Ya masih menunggu solusi yang baik secara bersama sama demi pendidikan kita,"ujarnya.

Disinggung soal ambruknya atap dua kelas yang membujur ke timur, Karsono menjelaskan hal itu terjadi pada tahun 2020 lalu.

"Beberapa bulan sebelum kejadian, kami minta kelas dikosongkan karena kondisi atapnya membahayakan. Kami juga melaporkan kepada Dinas Pendidikan setempat,"ucapnya.

Demi menjadi pelayan pendidikan, pihaknya pun masih memberikan pembelajaran di Gatet bersama guru lainnya. Meski sekolahan itu sudah diregrouping ke SDN 4 Undaan Kidul.

"Pemerintah sudah perhatian ke sekolah, sudah memberikan arahan dan lainnya. Namun berbagai alasan dari wali murid soal jarak tempuh, biaya bertambah, meminta SD Gatet tetap aktif dan lainnya itulah, kita tetap mengajar di Gatet. Ya sesuai jadwal saja. Kadang di SD Undaan Kidul ya kadang di SD Gatet itu,"paparnya.

Salahsatu wali murid dari kelas II Nival Putra Fauzi, Siti Sufiah berpendapat jika bersekolah ke SDN 4 Undaan kidul maka menempuk jarak yang cukup jauh. Terlebih putranya yang saat ini masih di kelas II.

"Anak saya masih kecil jika bersepeda (jarak jauh, red) kasihan juga anak anak. Nambah biaya juga,"ungkapnya.