Gereja Kristen Jawa (GKJ) Purbalingga, merayakan ulang tahunnya yang ke-153 di gereja setempat, Sabtu (4/5) malam.
- BPBD Kota Semarang Sediakan Kasur Busa Hingga Tempat Pijat Elektrik Sambut Pemudik
- Wali Kota Semarang Berkomitmen Kendalikan Inflasi dan Penurunan Angka Kematian Ibu Anak
- Datangi Tegal, Ketum PMI Jusuf Kalla Rayakan Hari Relawan
Baca Juga
Perayaan ulang tahun mengambil tema ‘Tuhan Penjaga Hidupku’. Selain kotbah oleh pendeta tamu Yuliana Saragih, S.Si (GKJ Kutoarjo), juga ditampilkan puji-pujian serta tarian. Setidaknya 1.500 jemaat ikut hadir memeriahkan acara itu.
Nuansa Jawa mewarnai perayaan peringatan itu. Jemaat laki-laki mengenakan pakaian lurik, sedang jemaat wanita mengenakan kain kebaya. Puji-pujian juga diiringi musik campursari dengan nuansa Jawa.
Pendeta GKJ Purbalingga Rudiarto Budi Prasetyo, S.Th membuka perayaan itu dengan doa syukur. Rudiarto juga menerima potongan tumpeng sebagai pertanda syukur dari Ketua Majelis GKJ Purbalingga dr Amry Triyono, Sp.B.
Pendeta Yuliana Saragih yang membawakan kotbah dengan landasan surat Mazmur 121 mengatakan, Tuhan akan selalu menjaga hidup manusia, siang malam dan dimanapun.
Menjadi orang Kristen harus terus berpikiran maju dalam hal iman. Menjadi orang Kristen itu berat, menjalankan firman Tuhan dengan baik itu juga berat.
Namun, Tuhan akan selalu menjaga kita, dan kita harus terus maju dalam iman," pinta Yuliana Saragih.
Yuliana juga mengatakan, sebagai orang Kristen harus fokus pada Tuhan, kita bukan fokus dengan persoalan kita, tetapi kita harus fokus pada Tuhan.
Menjadi orang Kristen tidak perlu ribut dalam menjalani kehidupan, tetapi mengalah. Dengan cara itu, akan lebih baik dalam perjalanan iman kita kepada Tuhan.
Hati kita harus terbuka dengan tuntunan Tuhan. Tuhan selalu menjaga kita. Sebagai penjaga, Tuhan tidak akan pernah lengah, seperti halnya menjaga Gereja Kristen Jawa Purbalingga beserta jemaatnya," kata Yuliana yang membawakan firman dengan nuansa penuh keakraban.
Yuliana berpesan kepada seluruh jemaat, siapapun yang mendapat otoritas memberi firman Tuhan, harus diikuti dengan baik.
Jangan sampai kalau tidak suka dengan pengkotbah atau pemberi firman Tuhan, malah membuat kotbah tandingan. Tuhan memberikan firmannya bisa melalui siapa saja.
Menjadi umat Kristen juga harus selalu bahagia. Ketika bahagia maka akan berbagi sukacita. Jika kehidupan kita bahagia, maka akan banyak orang yang tertarik meniru kita," pungkasnya.
- Pemkot Minta Pabrik yang Mencemari Sungai Silandak Berhenti Beroperasi
- Karanganyar Moeda, Wadah Generasi Muda Salurkan Ide Kreatif Bangun Lingkungan
- Harga Jagung Anjlok, Petani Blora Merugi