General Manager (GM) Grand Wahid Hotel Salatiga (GWHS) Emmawaty menyebutkan okupansi hotel bintang lima yang dipimpin mengalami penurunan 20 persen.
- Nonton Film Populer di Bioskop, Alternatif Isi Liburan Akhir Pekan Masyarakat Semarang
- Hantaran Dari Pada by Hangry Hangatkan Silaturahmi Keluarga
- Ketua PKK Kota Semarang Tia Hendi Ajak Perempuan Hidup Sehat
Baca Juga
Hal tersebut dikarenakan penetapan PPKM Terbatas serta adanya Surat Edaran (SE) Salatiga yang melarang berbagai kegiatan/event di hotel termasuk hajatan dan rapat-rapat.
"Turun 20 persen, tapi usaha kami masih bisa tetap jalan dengan pembatasan-pembatasan tersebut," kata Emmawaty kepada wartawan, Kamis (24/6).
Namun dengan penuh kesadaran aturan tersebut dan demi kesehatan semua pihak termasuk sektor perhotelan, adanya PPKM Mikro diharapkannya mampu mengurangi pelonjakan Covid-19 agar dapat segera pulih normal kembali.
Sebagai upaya mengganti biaya operasional yang 'hilang' karena even-even banyak yang ditunda, management GWHS memutar otak.
Salah satunya dengan menjual menu hotel secara paket secara daring serta membebaskan biaya ongkos kirim (ongkir).
Seperti disampaikan Marcomm Grand Wahid Hotel Salatiga Doddy Rummata. Kepada wartawan, Doddy menuturkan, paket dengan sebutan paket #Mager tersebut menjual beragam menu masakan hotel bintang lima.
"Meski menu hotel bintang lima tapi harga kaki lima, sangat terjangkau. Pembayaran juga dapat dilakukan di tempat. Kami membebaskan ongkir untuk wilayah Salatiga," papar Doddy.
- Drama Korea 'Bad and Crazy' Ramaikan Akhir Tahun
- Presiden Jokowi, Ganjar Hingga Menteri Eric Thorir Dikabarkan Nonton Konser Deep Purple-GodBless
- Miniatur Lokomotif Cetak 3D Pecahkan Rekor MURI