Para Tokoh Masyarakat Wonogiri Tolak Aksi Sengketa Pilpres 2019

Sejumlah tokoh agama yang tinggal di Wonogiri, menyerukan kepada umatnya untuk tidak berangkat ke Jakarta guna menggelar aksi pada sidang sengketa Pilpres yang digelar di Mahkamah Konstitusi (MK)


"Kami mengimbau kepada seluruh umat kami untuk tidak berangkat ke Jakarta menggelar aksi saat sidang sengketa Pilpres.  Imbauan kami sampaikan, sebab kami tidak  ingin  ada aksi apalagi sampai menjurus kerusuhan terkait sengketa Pilpres 2019. Mari kita hormati apapun hasil yang diputuskan MK. Tidak perlu ada aksi yang justru memancing keributan," tegas I Dewa Putu Suprapta ketua umat Hindu Kabupaten Wonogiri, Rabu (13/6) siang.

I Dewa juga meminta  kepada seluruh warga Wonogiri  untuk tidak terprovokasi oleh isu isu yang justru dapat memecah belah persatuan dan kesatuan serta tidak usah ikut ikutan untuk demo ke Jakarta seperti  yang terjadi pada tanggal 22 Mei lalu.

"Lebih baik fokus kerja, cari nafkah buat keluarga, nggak usah ikut ikutan yang tidak jelas, yang justru meresahkan masyarakat," pintanya.

Di tempat terpisah,  Wahyudi pengurus DPD PKS Wonogiri ( Simpatisan 212 )  yang kini mengajar di  SD IT Wonogiri juga  tidak sepakat adanya aksi saat sidang MK nanti.

Kapolres Wonogiri AKBP Uri Nartanti Istiwidayati, mengapresiasi terhadap apa yang dilakukan para tokoh dan warga yang  tidak sepakat terhadap aksi saat sidang MK Pilpres 2019.

"Kami sebagai aparat kepolisian sangat mengapresiasi atas dukungan seluruh  warga masyarakat Wonogiri yang sama-sama menjaga kondusifitas di Wonogiri," kata Uri Nartanti Istiwidayati sembari  berharap agar masyarakat Indonesia menghargai keputusan MK nantinnya.