PBI OMB Ajang Perkenalkan Keragaman Etnis Kampus Indonesia Mini

Salah satu pertunjukan di Pagelaran Budaya Indonesia (PBI) memperkenalkan keragaman etnis di kampus dijuluki Indonesia Mini kepada Mahasiswa Baru (Maba) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).
Salah satu pertunjukan di Pagelaran Budaya Indonesia (PBI) memperkenalkan keragaman etnis di kampus dijuluki Indonesia Mini kepada Mahasiswa Baru (Maba) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).

Pagelaran Budaya Indonesia (PBI) kembali diselenggarakan sebagai salah satu ajang memperkenalkan keragaman etnis di kampus dijuluki Indonesia Mini kepada Mahasiswa Baru (Maba) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).


Pagelaran bagian dari rangkaian Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) itu, sekaligus menegaskan posisi Salatiga sebagai kota yang toleran.

Hal tersebut ditegaskan Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan Andeka Rocky Tanaamah, S.E., M.Cs., usai PBI, Minggu (4/9).

Andeka Rocky Tanaamah menjelaskan, kegiatan bertajuk Pagelaran Budaya Indonesia (Kegiatan yang digelar di Lapangan Sepak Bola kampus dan terbuka untuk masyarakat umum dan melibatkan 21 kelompok etnis mahasiswa dan ratusan maba UKSW itu, akan bertemu dengan etnis, suku dan ras yang beragam.

"PBI jadi ajang untuk memperkenalkan keragaman etnis di kampus UKSW. Ketika bicara bahwa kita Indonesia, berarti kita harus menerima perbedaan, keragaman, dan mau belajar satu dengan yang lain. Sebagai bagian dari UKSW dan Salatiga, mari kita tunjukkan bahwa kita cinta damai dan selamat datang di kota ini, nikmati kota ini sebagai kota tertoleran," ujar Andeka Rocky.

Koordinator acara PBI Tahun 2022, Fredrik Hallatu mengungkap kuliner PBI tahun ini mengangkat tema sambal dan juga kopi.

Berbagai jenis sambal seperti Dabu-dabu dengan potongan tomat dan cabai yang menjadi unsur utama dibawakan oleh kelompok etnis asal Sulawesi Utara,  Cincalo yakni sambal berbahan dasar udang yang difermentasi dicampur bawang merah, cabe merah, dan jeruk sambal dari Kalimantan.

Lainnya juga ada sambal roa, sambal colo-colo, sambal matah, sambal andaliman dan sambal ijo yang super pedas.

Selama dua hari, selain menampilkan kuliner PBI juga menyuguhkan tarian dan band dari 21 etnis.

"Beberapa band juga ikut memeriahkan gelaran PBI tahun ini," tandas Fredrik Hallatu.

Di hari pertama, alunan musik unik khas trio Soegi Bornean memanjakan pengunjung PBI. Digawangi oleh Fanny Soegi sebagai vokalis, Aditya Ilyas dan Bagas Prasetyo sebagai gitaris; trio ini membawakan tujuh lagu yang berjudul Bait perindu, Haribaan, Semenjana, Saturnus, Raksa, Pijaraya dan Asmalibrasi.

Sementara itu PBI Sabtu (3/9) malam, juga dimeriahkan penampilan duo akustik Sepasang Mata Bulan yang menyanyikan sejumlah lagu,  salah satunya adalah berjudul Merbabu.

Penampilan Langensuko juga sukses membius penonton yang memadati lapangan sepak bola dengan lagu seperti Indonesia Tanah Air Beta dan

One Love One Together.

PBI semalam bertambah meriah dengan penampilan sekitar 760 maba UKSW. Dibalut kostum berwarna putih dan juga kain jarik, maba menyuguhkan Tarian Nusantara diiringi madley sejumlah

lagu daerah. Suasana semalam semakin meriah dengan penampilan flash mob 600 maba.

Senada, Pj. Wali Kota Salatiga Drs. Sinoeng Noegroho Rachmadi, M.M., yang juga hadir semalam juga menyampaikan apresiasinya kepada UKSW karena menyelenggarakan kegiatan PBI, sebagai bentuk merawat Indonesia dalam kebhinekaan.

"Bertemu bukan untuk mempersoalkan perbedaan, tetapi mencari apa yang sama kemudian dirawat bersama dan dijaga. Saya menyambut baik apa yang sudah dilakukan UKSW, bersama-sama

memberi inspirasi dan nilai kebangsaan, cinta tanah air, keberagaman dalam kebhinekaan yang disatukan oleh Pancasila. Inilah dunia kampus yang sebenarnya, tidak hanya teori tetapi tindakan nyata," ungkap Sinoeng Rachmadi.