Viral di media sosial kejadian banyaknya pengendara di Tol Cipali mengalami pecah ban. Bahkan, tampak ada barisan kendaraan terparkir rapi di bahu jalan karena masalah ban pecah.
- Rekomendasi KNKT Untuk Bus Demi Keselamatan Mudik Lebaran 2025
- Pj Gubernur Resmikan Gedung Baru BPBD Salatiga, Nana Sudjana : Prioritaskan Kesiapsiagaan dan Peningkatan SDM
- Rotasi Jabatan Polda Jawa Tengah Awal 2025
Baca Juga
Informasi viral itupun jadi bahan diperbincangkan para netizen di media sosial. Lalu, kejadian ini sebenarnya salah dimanakah, ban kualitasnya kurang bagus atau jalannya?
Bambang Widjanarko, Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (APTRINDO) Jawa Tengah & D.I Yogyakarta menilai jika permasalahan terjadi bersamaan dan dialami banyak kendaraan menjadi korban sekaligus tidak dapat menyalahkan kualitas produk komponen dipakai atau fasilitas umum jalan dilalui satu persatu, harus dilihat dulu.
"Perlu saya klarifikasi disini, bahwa tidak ada satu pun produk ban yang sengaja di design oleh pabriknya agar tahan terhadap benturan ( impact resistance )," jelas Bambang, Minggu (2/2).
Melihat fenomena merugikan pengguna jalan ini, Bambang menyoroti buruknya standar pelayanan jalan tol infrastruktur yang ada. Dengan kejadian ini, memperlihatkan bahwa pengelola tidak tanggap menangani kerusakan jalan.
"Ban pecah kan faktor penyebabnya bisa kelalaian perawatan pengendara tidak memperhatikan kondisi komponen. Tetapi, tidak mustahil bila kerusakan terjadi akibat faktor luar alias eksternal dari jalan yang digunakan berkendara," terang Bambang.
Namun bila berbicara tentang teknis, kemungkinan kerusakan ban jika musim hujan, menurut Bambang, meningkat lebih besar, faktor utama menyebabkan hal itu material mengalami perubahan struktur.
"Dahulu setiap musim penghujan tiba, pasti penjualan ban & velg selalu meningkat, karena para pengendara menghindari aquaplaning ( hilang kendali diatas lapisan air ) dan banyak yang rodanya membentur bibir lubang di jalan. Kasus-kasus yang kerap terjadi bila ban membentur bibir lubang dikenal di kalangan teknisi ban sebagai impact burst ( benturan ), cut burst ( terpotong )& run flat ( kehabisan udara )," lanjut penjelasan Bambang.
Untuk faktor keamanan dari risiko kecelakaan, Bambang hanya mengingatkan, satu-satunya cara aman berkendara bila hujan deras adalah dengan menurunkan kecepatan kendaraan.
Risiko dihadapi tak sekedar bahaya aquaplanning, melainkan juga pecah ban karena kendaraan menghantam lubang tertutup genangan.
"Faktor risiko disaat musim hujan juga berkali-kali lipat lebih besar sehingga pengemudi harus lebih waspada. Selain menghindari aquaplanning pemicu kecelakaan, juga penting menurunkan kecepatan khawatir apabila ada genangan ternyata terdapat lubang tak terlihat, itu sangat berbahaya," ucap Bambang.
- Program 'Tak Discount Maka Tak Sayang', Bukti Kasih Sayang Pemkab Purworejo
- Hadapi Puncak Arus Balik, One Way Dilakukan Mulai Salatiga hingga Kalikangkung
- 'Warna Warni' Plat Kendaraan 'Wara Wiwi' Padati Kota Wonogiri