Pembatasan Sosial Picu Penurunan Daya Beli Masyarakat

Bank Indonesia mencatat pemberlakuan pembatasan sosial dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19 memengaruhi daya beli masyarakat yang berdampak pada penurunan permintaan domestik.


Bank Indonesia mencatat pemberlakuan pembatasan sosial dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19 memengaruhi daya beli masyarakat yang berdampak pada penurunan permintaan domestik.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah Soekowardojo mengatakan, kondisi tersebut berdampak pada penurunan volume penjualan eceran di Kota Semarang pada Agustus 2020 yang diindikasikan mengalami penurunan.

Hal ini berpengaruh terhadap daya beli masyarakat yang selanjutnya berdampak pada penurunan permintaan domestik,†terang Soekowardojo, dalam siaran rilisnya Rabu (15/10).

Dia menyebutkan, hasil Survei Penjualan Eceran (SPE),indeks penjualan eceran rill (IPR) tercatat sebesar 142,3 atau turun sebesar -3,2% (mtm), meski tidak sedalam bulan sebelumnya sebesar -3,6% (mtm).

Kondisi ini sejalan dengan hasil Survei Konsumen (SK) yang mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap perekonomian masih berada pada level pesimis dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 89,39,†katanya.

Meski demikian, kinerja penjualan eceran Kota Semarang diperkirakan sedikit membaik pada September 2020.

Perkembangan ini tercermin dari perkiraan IPR Agustus 2020 yang tercatat sebesar 143,0 atau naik sebesar 0,5% (mtm).

Secara bulanan seluruh kelompok komoditas diperkirakan mengalami pertumbuhan positif dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada kelompok barang budaya dan rekreasi serta kelompok suku cadang dan aksesori.

Perbaikan kinerja penjualan eceran terutama disebabkan oleh masih relatif stabilnya daya beli masyarakat dibandingkan bulan Agustus 2020 sejalan dengan implementasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Optimisme pelaku usaha eceran terhadap penjualan eceran pada tiga bulan mendatang (Desember 2020) terindikasi dari Indeks Ekspektasi Penjualan sebesar 165,2.

Berdasarkan hasil survei, optimisme kinerja penjualan tiga maupun enam bulan mendatang terutama didorong oleh peningkatan daya beli masyarakat. Selain itu, permintaan dalam negeri yang meningkat, banyaknya program diskon, serta kelancaran proses distribusi.

Adanya perayaan keagamaan (Natal), tahun baru, dan musim liburan sekolah diperkirakan juga akan meningkatkan kinerja penjualan ritel di akhir tahun 2020,†pungkasnya.