Pemda Demak Diminta Berperan Aktif Dalam Mewujudkan Daerah Penyangga Pangan

Kabupaten Demak, Jawa Tengah, berpotensi menjadi sentra sejumlah kebutuhan bahan pokok dan hasil pertanian serta perkebunan bagi sejumlah daerah di Tanah Air. Namun, dukungan pemerintah setempat masih sangat kurang.


Hal tersebut disampaikan anggota Komisi VII DPR RI, Daryatmo Mardiyanto. Dari catatan yang diterimanya, Kabupaten Demak seharusnya mampu menjadi penyangga pangan terbesar di Jawa Tengah, jika Pemerintah setempat berperan aktif dalam memfasilitasinya.

"Kabupaten Demak sudah dikenal dengan buah jambu dan blimbingnya. Sedangkan di sektor tanaman padi juga menjadi salah satu kabupaten penyangga pangan di Jateng karena sebagian besar hasil panennya dikirim ke daerah lain," ujarnya.

Berbagai hasil pertanian, perkebunan dan peternakan dimiliki Kabupaten Demak, seperti, padi, jagung, bawang merah, tembakau dan lain-lain. Daryatmo mengingatkan bahwa Kabupaten Demak juga menjadi penghasil bawang merah terbesar kedua setelah Kabupaten Brebes untuk tingkat Jateng, sedangkan untuk tingkat nasional dimungkinkan menduduki peringkat tiga.

"Hanya saja, kurang terekspos sehingga sektor pertanian dan perkebunannya perlu didorong agar lebih maju," ujarnya.

Salah satunya, kata dia, perlu ada dukungan teknologi pengolahan pascapanen agar ada nilai tambah dari masing-masing hasil pertanian maupun perkebunannya.

"Jika ada pengolahan pascapanen, tentunya bisa menjadi produk khas dan layak dijadikan oleh-oleh khas Demak," ujar politisi PDIP dari Daerah Pemilihan II Jateng (Jepara, Kudus dan Demak) itu.

Untuk itulah, kata dia, kehadiran LIPI ke Demak sangat tepat untuk membantu masyarakat di Kabupaten Demak menguasai teknologi pengolahan hasil pertanian mulai dari pengolahan awal hingga pascapanen.

"Masyarakat perlu dukungan teknologi dan modernisasi pertanian berbasis realitas wilayah, bukannya harus mengimpor yang belum tentu sesuai kebutuhan," tambahnya.