Kuota LPG Melon Untuk Rembang Tahun Ini Berkurang 180.000 Kilogram

Pegawai Pangkalan Gas Di Rembang Sedang Menyusun Tabung Gas 3 Kilogram. Istimewa
Pegawai Pangkalan Gas Di Rembang Sedang Menyusun Tabung Gas 3 Kilogram. Istimewa

Rembang - Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop UKM) Rembang, M Mahfudz, membenarkan bahwa dibandingkan dengan tahun lalu, kuota LPG subsidi untuk Rembang tahun 2025 mengalami pengurangan sebesar 3% atau 180.000 tabung.

Informasinya, kuota tabung gas 3 kilogram untuk Kabupaten Rembang mengalami penurunan atau pengurangan sekitar 180.000 kilogram atau 3%. Sebelumnya jatah LPG melon untuk Kabupaten Rembang rata-rata 6 juta tabung.

Atas hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang telah menyiapkan langkah antisipasi dengan menggeser pagu kuota agar tidak terjadi goncangan di masyarakat akibat terjadinya kelangkaan LPG 3 khususnya selama bulan Ramadan.

Jika pada tahun lalu Rembang mendapatkan alokasi sebanyak 18.000 metrik ton atau setara dengan sekitar 6 juta tabung, tahun ini jumlahnya berkurang.

"Kami sudah mendapatkan informasi terkait potensi lonjakan permintaan selama Ramadan.Oleh karena itu, kami sedang mempersiapkan permohonan untuk menambah alokasi melalui pergeseran pagu kuota yang telah ditetapkan dalam setahun," ujar Mahfudz, Minggu (02/03).

Ia menekankan, bahwa penambahan yang diajukan bukan berarti peningkatan total kuota tahunan, melainkan hanya pergeseran alokasi agar kebutuhan masyarakat selama Ramadan tetap terpenuhi.

“Soal berapa banyak penggeseran kuota yang akan dilakukan, saat ini kami masih melakukan perhitungan. Kami juga perlu berdiskusi lebih lanjut dengan para agen untuk memastikan distribusi berjalan lancar,” tambahnya.

Meski pun ada penurunan kuota, Mahfudz memastikan bahwa sejauh ini distribusi LPG 3 kilogram di Rembang masih dalam kondisi stabil.

Namun, beberapa waktu lalu distribusi sempat terganggu akibat kondisi cuaca ekstrem. Kapal pengangkut LPG sempat kesulitan berlabuh di Pelabuhan Sluke akibat tingginya ombak

Kesulitan berlabuh ini menyebabkan keterlambatan distribusi, sehingga pasokan harus dialihkan dari Semarang dan Gresik untuk sementara waktu.

“Kemarin memang ada kendala karena kapal pengangkut tidak bisa merapat di pelabuhan akibat tingginya ombak. Namun, saat ini pendistribusian sudah kembali normal dan stok LPG tersedia sesuai kebutuhan,” jelasnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan LPG melonjak tajam selama Ramadan, terutama untuk kebutuhan memasak di rumah tangga, pedagang makanan, dan usaha kecil lainnya.

Untuk itu, Pemkab Rembang berupaya memastikan pasokan tetap stabil agar tidak terjadi kelangkaan atau lonjakan harga.

“Kami berharap masyarakat tetap membeli LPG sesuai kebutuhan dan tidak membeli tabung gas secara berlebihan. Selain itu, kami juga terus berkoordinasi dengan distributor dan agen agar distribusi berjalan lancar, terutama di pekan-pekan menjelang Lebaran,” pungkas Mahfudz.

Pemkab Rembang juga mengimbau masyarakat untuk membeli LPG 3 kilogram hanya di pangkalan resmi guna menghindari harga yang melambung tinggi akibat permainan spekulan di tingkat pengecer.

Dengan langkah antisipatif yang telah disiapkan, Pemkab Rembang optimistis bahwa kebutuhan LPG selama Ramadan dapat terpenuhi tanpa kendala berarti.