Akademisi Undip, Sri Wahyu Ananingsih menganggap sistem proposional terbuka masih sistem terbaik untuk Pemilu 2024. Baginya sistem tersebut lebih demokratis.
- Imam Baikuni, Sosok Dokter Ganteng Uji Nyali Bertarung di Pilkada Kudus
- Rober-Adhe Menang di Pilkada Karanganyar
- Meski Ada Intruksi PDIP Tunda Perjalanan, Bupati Grobogan Tetap Berangkat Retret di Magelang
Baca Juga
"Tapi harus ada pembenahan-pembenahan di parpol dan lain sebagainya," ujar Anggota Bawaslu Provinsi Jateng Periode 2017-2022 itu di Batang, Senin (27/3).
Sistem proporsional terbuka dapat meningkatkan masyarakat berperan aktif untuk menggunakan hak suaranya. Meski ada potensi money politik di luar partai.
Sebab, masing-masing peserta pemilu ini berkompetisi secara fight di luar parpol. Mereka berlomba mencari suara per individu di masyarakat.
Sedangkan, jika proporsional tertutup bisa memperkecil peran serta masyarakat dalam menggunakan hak suaranya.
Selain itu ada kemungkinan terjadinya dugaan pelanggaran, seperti politik uang di internal parpol.
"Nanti siapa yang jadi nomor 1 nomor 2 nomor 3 berapa jumlah yang harus dikeluarkan. Itu minusnya. Tapi plusnya boleh dikatakan lebih mudah lebih murah. Karena tidak mengeluarkan perlengkapan terkait suara dan sebagainya," tuturnya.
Ana, sapaan akrabnya mengatakan sistem proposional terbuka ini masih perlu dibenahi. Khususnya, agar partai politik menyediakan kader-kader yang berkualitas.
- Yoyok Sukawi Ingin Jadikan Semarang Kota Metropolitan
- Tim Gabungan Melakukan Pencopotan Alat Peraga Secara Serentak
- Diduga Lakukan Pelanggaran Pemilu, Pak Tarno Penuhi Panggilan Gakkumdu