Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar berkomitmen untuk pencegahan dan pengendalian penyakit tuberkolosis atau TBC di wilayah bumi Intanpari.
- Hendi Sebut Klaster Pendidikan Mendominasi Kasus Covid-19 di Kota Semarang
- 11 Kecamatan di Kota Semarang Sudah Nol Kasus Covid-19
- ODGJ Desa Brumbung Mendapatkan Suntik Vaksin Dosis I
Baca Juga
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar berkomitmen untuk pencegahan dan pengendalian penyakit tuberkolosis atau TBC di wilayah bumi Intanpari.
Untuk itu Bupati Karanganyar, Juliyatmono memerintahkan Camat dan Kades di wilayah Karanganyar agar selalu mengingatkan warganya selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Komitmen kita adalah untuk mencegah dan mengendalikan TBC, caranya dengan pola hidup sehat," paparnya, Senin (9/10).
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Purwati ungkapkan, saat ini tercatat ada 573 orang penderita TBC yang aktif menjalani pengobatan. Sementara angka kematian akibat penyakit TBC tercatat ada 17 kasus pada tahun 2019 lalu.
"Dari target estimasi adalah 1.694, kita masih kurang 66 persen. Jika belum ditemukan bisa berpotensi menularkan ke orang lain karena belum dilakukan pengobatan. Ini upaya komitmen bersama untuk pencegahan dan pengendalian,†imbuhnya.
Sementara itu Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) DKK Karanganyar, Warsito sebut petugas kesehatan baik dari dinas terkait dan puskesmas berupaya melakukan tracing kepada beberapa orang yang kontak dengan penderita TBC di sekitar rumah maupun di lingkungan sekililingnya.
"Dinkes sendiri akan memperluas jangkauan tracing untuk mendeteksi tingkat penyebarannya baik itu di lingkup dusun, desa maupun tempat kerja," terang Warsito.
Penderita TBC, lanjutnya masih bisa beraktivitas dengan catatan membatasi kontak dengan orang lain, tetap menjaga jarak dan mengenakan masker.
"Penderita TBC bisa sembuh jika rutin menjalani pengobatan selama enam bulan," pesannya.
Selain itu untuk mengontrol masa pengobatan, ada pengawas minum obat yang memantau penderita selam proses penyembuhan. Dia juga mengimbau kepada warga yang tinggal di lingkungan lembab agar memaksimalkan sirkulasi udara dan pencahayaan.
Pengobatannya selama enam bulan. Jangan terputus, jika tidak rutin pengobatannya, bisa TBC resisten obat. Nanti pengobatannya lama sampai 20 bulan,†pungkasnya.
- Polres Sukoharjo Gelar Vaksin Lantatur
- Usung Konsep Premium Hospital, Pasien RS Sarkies Serasa Tinggal di Hotel
- RS QIM Datangkan ESWL, Warga Batang Bisa Pecah Batu Ginjal Tanpa Operasi