- Ini Cara Pemkot Semarang Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
- Kunjungan RMOL ke Kantor Wali Kota Semarang
- BWI Kota Semarang Dipacu Mendata dan Legalkan Tanah serta Bangunan Wakaf
Baca Juga
Pengelolaan Sistem Kesehatan secara gotong royong membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang meraih penghargaan atas inovasi pelayanan program "Pangeran Diponegoro" sebagai Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2023, di Jakarta, Selasa, (21/11).
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menerima dari pemerintah pusat menyatakan terimakasih atas penghargaan diberikan untuk Pemkot Semarang.
"Kami mengucapkan syukur Ahamdulillah mewakili Pemerintah Kota Semarang, masyarakat, khususnya Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk menerima penghargaan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2023 lewat program Pangeran Diponegoro," ujar Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita G Rahayu di Jakarta, dalam siaran rilisnya, Selasa (21/11).
Pangeran Diponegoro, kata dia, singkatan dari Pencapaian Program UHC Kota Semarang 100 persen Didukung dengan Peran Lintas Program dan Lintas Sektor Secara Gotong Royong.
Program ini merupakan inovasi Pemerintah Kota Semarang menggandeng stakeholder untuk peduli dan secara langsung mendukung pembiayaan kesehatan masyarakat dengan UHC (Universal Health Coverage).
"Dengan penghargaan ini, semakin memantik kami untuk lebih aktif berinovasi membuat program terbaik. Harapannya program Pemkot Semarang ini bisa mencapai 'achievement' lima besar dan terus memotivasi teman-teman OPD agar lebih berinovasi lagi," ujar dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M Abdul Hakam menambahkan, pemkot setempat berupaya agar pembiayaan UHC tidak bergantung pada APBD melalui Pangeran Diponegoro.
"Kita upayakan agar UHC sumbernya dari non-APBD, caranya ya dengan menggandeng perusahaan-perusahaan, UMKM, tokoh masyarakat lintas sektoral untuk bergotong royong peduli dengan kesehatan masyarakat," kata Hakam.
Dia melanjutkan, perusahaan peduli dan mau membiayai UHC warga di sekitar perusahaannya.
"Jadi yang nanggung (pembiayaan UHC) bukan dari APBD, tapi dari CSR, tokoh agama, perusahaan-perusahan juga bank sampah. Bank sampah juga ada porsinya untuk pembiayaan UHC juga," sebut Hakam.
Menurut dia, dulu anggaran UHC dikeluarkan Pemkot Semarang melalui APBD mencapai Rp150 Miliar. Namun dengan inovasi Pangeran Diponegoro ini, dalam dua tahun Pemkot Semarang hanya mengeluarkan APBD Rp50-60 miliar.
"Dalam inovasi ini, Pemkot Semarang melibatkan seluruh stakeholder dan semua 'disangga' bareng-bareng. Tidak hanya dari APBD, tapi dari sisi pembiayaan, kemanfaatan juga," katanya.
Selain itu, lanjut Hakam, UHC ini juga tidak hanya dapat dimanfaatkan saat sakit melainkan aat sehat pun masyarakat bisa melakukan skrining.
"Capaian skrining masyarakat meningkat dari tahun ke tahun. Harapannya masyarakat terus menjaga kondisinya agar tetap sehat, sehingga bisa produktif dan muaranya masyarakat sejahtera," katanya.
- Tim Penilai STBM Award Puji Inovasi Kota Semarang dalam Pengelolaan Sanitasi
- Ini Cara Pemkot Semarang Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
- Kunjungan RMOL ke Kantor Wali Kota Semarang