Pemerintah Provinsi Jawa Tengah diminta melakukan strategi baru terkait program vaksinasi kepada masyarakat.
- Ki Blacius Subono Sang Pamomong, ISI Surakarta Kehilangan Empu Pedalangan
- Wali Kota Solo Tertibkan Bangunan di Bantaran Sungai
- Sambut Hari Bhayangkara, Polres Grobogan Bersihkan Masjid dan Taman Makam Pahlawan
Baca Juga
Anggota Komisi A DPRD Jawa Tengah, Denny Septiviant mengatakan, berdasar data 97,2 persen kematian terjadi pada pasien Covid-19 yang belum divaksin.
"Itu data dari kajian tim ahli Covid-19 Jawa Tengah. Mereka meneliti 10 rumah sakit yang menjadi rujukan di Jateng," kata Denny, Senin (9/8).
Denny menambahkan, program vaksinasi saat ini harus dibarengi dengan upaya lain. Salah satunya adalah penambahan ketersediaan vaksin bagi masyarakat di Jateng.
Saat ini, vaksinasi memang sudah menyasar kelompok-kelompok rentan Covid-19. Seperti pelayan publik, hingga ojek online.
"Memang harus fokus pada kelompok-kelompok rentan. karena memang ketersediaan vaksin terbatas dan tingkat resikonya tinggi," tambahnya.
Di sisi lain, Denny juga mendorong ada percepatan vaksinasi di pondok pesantren. Selain itu juga bagi tokoh-tokoh agama di desa.
"Karena mereka adalah pelayan umat, yang setiap hari bertemu banyak orang dan berganti-ganti. Kyai, ustadz, dan tokoh-tokoh agama ini adalah para penjaga moral dan semangat masyarakat," paparnya.
- Cegah PMK, Dinperpa Kota Pekalongan Mulai Suntik Vaksin 150 Ekor Sapi
- Dukung Pemerintah, Majelis Nuruddin 8642 Jepara Gelar Vaksinasi Booster
- Vaksinasi BIN Menyisir Anak dan Lansia ke Desa-desa