Penanganan Stunting Kota Semarang dapat Penghargaan PBB

Walikota Semarang, Heverita Gunaryanti Rahayu saat memberikan sambutan dalam Seminar Pencegahan stunting di Balai Kertha Saba, Pura Agung Girinatha, Gajahmungkur, Kota Semarang, Minggu (9/6). Umar Dani/RMOLJateng
Walikota Semarang, Heverita Gunaryanti Rahayu saat memberikan sambutan dalam Seminar Pencegahan stunting di Balai Kertha Saba, Pura Agung Girinatha, Gajahmungkur, Kota Semarang, Minggu (9/6). Umar Dani/RMOLJateng

Adanya inovasi-inovasi dalam pencegahan stunting, Kota Semarang akan menerima penghargaan program inovasi stunting dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 26 Juni 2024 mendatang.


Hal itu diungkap Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu usai Seminar Pencegahan stunting di Balai Kertha Saba, Pura Agung Girinatha, Gajahmungkur, Kota Semarang, Minggu (9/6).

"Pencegahan stunting melalui inovasi-inovasi ini akan mendapat pengakuan dari PBB. Pada 26 Juni 2024 mendatang, kami mewakili pemerintah dan masyarakat Kota Semarang akan menerima penghargaan untuk program inovasi stunting,” kata perempuan yang akrab disapa Mbak Ita ini. 

Diakui Mbak Ita lagi, dengan berbagai upaya tersebut, Pemerintah Kota Semarang optimistis dapat mencapai target penurunan angka stunting yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan, menjadikan Semarang sebagai kota yang lebih sehat dan sejahtera.

Dengan penghargaan ini, Mbak Ita juga kembali menegaskan komitmennya dalam penanganan stunting di Kota Semarang. 

Diungkapkannya, stunting merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan kesehatan kota.

"Kami berkomitmen untuk menurunkan angka stunting di Semarang. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang cukup dan tumbuh kembang yang optimal," ujar Mbak Ita.

Sebagai langkah konkret, Pemerintah Kota Semarang telah meluncurkan beberapa program strategis. Di antaranya adalah penyediaan makanan tambahan bagi balita, peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, serta edukasi gizi kepada masyarakat. 

Selain itu, program sanitasi dan akses air bersih juga diperkuat untuk mendukung lingkungan yang sehat.

"Penanganan stunting tidak hanya tentang asupan gizi, tetapi juga mencakup aspek kebersihan dan kesehatan lingkungan. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bergotong-royong dalam upaya ini," tambahnya.

Dalam kesempatan ini, Mbak Ita juga mengapresiasi peran aktif berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan organisasi masyarakat, dalam mendukung program-program pemerintah. 

Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian target penurunan stunting di Semarang.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, menyatakan bahwa pada tahun 2024, pihaknya menjalankan program pencegahan stunting untuk Bayi Baru Lahir (BBL) dengan berat badan rendah yang berpotensi tinggi mengalami stunting. Program ini akan melakukan intervensi terhadap ibu hamil (Bumil).

“Program ini akan mengintervensi ibu hamil agar ASI yang diberikan benar-benar bergizi. Ibu hamil akan diberi PMT (pemberian makanan tambahan) agar bayi yang baru lahir terhindar dari stunting. Karena masalahnya sangat kompleks,” kata Hakam

Oleh sebab itu, sweeping akan dilakukan di tiap kampung untuk mengetahui dan mendata ibu hamil, agar mereka dapat tertangani sejak awal. Selain itu, diberikan pendampingan mulai sejak hamil hingga masa nifas (40 hari setelah melahirkan-red).

“Jika ditemukan risiko tinggi, ibu hamil harus bertemu dengan dokter spesialis agar dapat dipantau dan diketahui sejak awal. Ini adalah salah satu kegiatan yang kami lakukan pada tahun 2024,” paparnya. 

Hingga bulan Mei 2024, penderita stunting di Kota Semarang masih berjumlah 810 anak, dengan Kecamatan Semarang Utara memiliki jumlah terbanyak.

“Untuk penderita stunting di Kota Semarang, data bulan Mei mencatat ada 810 anak, dengan jumlah paling banyak di Kecamatan Semarang Utara, sebagian besar berusia di atas 2 tahun, dan yang termuda di bawah 6 bulan,” papar Abdul Hakam.

Ketua WHDI Kota Semarang, Suyatmi Nengah, menyampaikan seminar yang dihadiri  Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang dr. M. Abdul Hakam, mengambil tema seminar  "Cegah Stunting Membentuk Generasi Maju Menuju Indonesia Emas."

“Kegiatan hari ini melibatkan organisasi wanita lintas agama dengan anggaran Rp 50 juta dari Pemerintah Kota Semarang melalui Kesbangpol. Kami mengadakan seminar pencegahan stunting dan bazar UMKM,” jelasnya.

Suyatmi Nengah berharap kegiatan ini dapat mengedukasi peserta untuk menerapkan dan menginformasikan kepada keluarga dan masyarakat di lingkungan mereka.

“Harapan kami, setelah kegiatan ini, peserta dapat menginformasikan kepada keluarga dan tetangga mereka. Bagi para pemudi, diharapkan saat menikah nanti dapat memperoleh kualitas terbaik,” harapnya.