Penataan Ulang Pasar Johar Diwarnai Protes Pedagang

Dinas Perdagangan Kota Semarang mulai menata ulang beberapa pedagang sesuai dengan zonasi yang telah ditetapkan. Namun begitu, masih ada beberapa pedagang yang bersikukuh tidak mau pindah dari lapak yang telah ditempati sesuai hasil undian.


"Saya sudah ada di Johar ini sudah sangat lama, bahkan saya ini "babat alas" disini kok lalu mau dipindah, saya tidak mau dipindah," kata salah seorang pedagang pecah belah, Yayuk Marjono kepada RMOLJateng, Selasa (1/3).

Yayuk mengaku akan tetap mempertahankan lapak yang ia dapat dari hasil undian e pendawa, karena dirinya tidak mau jika harus pindah ke lantai dua bersama pedagang pecah belah lainnya.

"Tempat saya cuma satu lapak, kalau yang lainnya punya lebih dari satu, kalau dipindah bisa luas karena dijadikan satu, makanya saya maunya tetap disini," terangnya.

Yayu mengaku tidak mau mengubah dagangannya, karena sejak awal berjualan sudah berdagang perabotan pecah belah.

"Saya ga mau kalau ganti bidang (dagangan), lagian tempatnya belum jelas yang mana, katanya Dinas nggak memaksa pedagang, jadi saya tetap mau disini," tegasnya.

Sementara itu, pedagang lain pecah belah lainnya, Abdul Halim tidak merasa keberatan jika memang harus pindah seusia dengan zonasi yang ditetapkan pemerintah. Meskipun di lapak yang saat ini ia tempati sudah dibuat rak-rak khusus untuk memajabng dagangannya.

"Ya nanti kan kita bisa negosiasi sama yang menempati lapak saya ini nantinya, jadi bisa digantikan sama yang dapat lapak disini," tuturnya.

Menurutnya, pindah sesuai zonasi, maka diharapkan pedagang bisa kompak dan suasana pasar bisa kembali normal dna ramai. Meskipun dari awal pengundian lapak, dirinya memang sudah mendapat lapak di Johar Tengah lantai 1 yang saat ini tengah ia tempati.

"Mudah-mudahan kalau satu zonasi sama semua, nanti bisa ramai, nanti saya juga langsung pindah tapi mungkin tidak bisa langsung jualan, karena harus merenovasi lapak dulu seperti ini," bebernya.