Pendidikan Ala Barak Militer Perlu Kajian Mendalam

Diskominfo Kab Batang
Diskominfo Kab Batang

Program pendidikan di barak militer yang telah diterapkan di beberapa daerah mendapat perhatian dari kalangan pemangku kebijakan pendidikan menengah di Jawa Tengah.

Pengawas SMA Cabang Dinas 13, Siti Ismuzaroh memandang perlu kajian mendalam apabila program tersebut akan diterapkan. Di sisi lain, Ismuzaroh mengakui, ada beberapa sudut pandang terkait pola pendidikan militer, meskipun bertujuan untuk mendidik anak bermasalah.

“Jika benar-benar diterapkan, ada positif dan negatifnya buat mental anak,” katanya, saat ditemui di SMA Negeri 2 Batang, Kabupaten Batang, Senin (5/5).

Dari sisi positif, anak bermasalah ini akan terkontrol perilakunya. Namun jika dalam proses pendidikannya menerapkan pola kemiliteran, justru akan berdampak buruk karena ada keterpaksaan, bisa jadi memunculkan sikap pendendam pada anak.

“Misalnya dalam mendidik ada kata-kata kasar dan sejenisnya, justru kurang mendukung untuk perkembangan mental anak. Maka dari itu, sampai saat ini Pemprov Jateng belum mengeluarkan edaran terkait program pendidikan bagi siswa bermasalah di barak militer,” jelasnya.

Hal itu dikarenakan perlu persiapan matang, apabila akan diterapkan, terutama sarana prasarana penunjangnya.

Tanggapan beragam ditunjukkan oleh para pelajar SMA, karena ada berdampak bagi kejiwaannya. Salah satunya Arfin pelajar SMA Negeri 2 Batang, yang justru mendukung program tersebut karena membantu menanamkan kedisiplinan.

“Setuju saja sih, karena bisa membantu mencegah timbulnya kembali sikap nakal mereka. Kalau diterapkan di Batang tepat sekali karena bisa membuat yang tadinya nakal, jadi Berperilaku baik,” tuturnya.

Berbeda dengan Rakha pelajar SMA Negeri 1 Batang yang memandang pendidikan ala militer kurang tepat jika diterapkan walaupun untuk mendidik anak bermasalah.

“Kurang tepat karena anak bermasalah tidak hanya dididik secara militer saja, tapi juga butuh pendidikan karakter yang hanya diperoleh di sekolah,” ujar dia.