Direktur Amir Mahmud Center sekaligus pengamat teroris Indonesia Amir Mahmud menganggap aksi bom bunuh di Polrestabes Medan, Sumatra Utara, terkait dengan sejumlah agenda nasional.
- Monumen Pers Nasional Gelar Festival Pers 2024, Pamerkan Foto Pesta Demokrasi
- Pariwisata Bergeliat, Taj Yasin: Jangan Sampai Ada "Tsunami" Covid Gelombang III
- Dua ODGJ di Salatiga Berhasil Dibujuk untuk Vaksin Covid-19
Baca Juga
Amir menilai aksi tersebut sasarannya tidak jelas dan konyol, hanya sebatas aksi teror yang dilakukan oleh kelompok teroris baru.
Tujuan mereka hanya untuk show of force saja, hanya untuk memunculkan suasana kacau Indonesia. Itu aksi kelompok (teroris) baru yang konyol, dilakukan di kantor kepolisian tapi sasarannya tidak jelas," kata Amir Mahmud, Kamis (14/11).
Dia melihat, aksi bom bunuh diri ini memiliki karakteristik dan irama yang sama dengan kelompok-kelompok teror yang sudah ada di Indonesia.
Hanya saja, untuk kasus bom bunuh diri di Polrestabes Medan, dilakukan oleh orang-orang yang baru.
Saya menduga aksi ini tidak lepas dari agenda politik nasional, yang mana Pemerintah baru saja melantik Kabinet Kerja baru. Bisa jadi juga setelah dilantiknya Idham Aziz sebagai Kapolri Baru menggantikan Tito Karnavian," katanya.
Amir juga mengatakan, bisa ada keterkaitan antara kasus bom bunuh diri di Polrestabes Medan dengan penusukan Wiranto di Banten beberapa waktu lalu.
Dilihat dari karakteristiknya sama, hanya saat penyerangan pak Wiranto itu tidak menggunakan bom, tapi menggunakan senjata tajam," katanya.
Hal tersebut bisa diartikan aksi teror tersebut dilakukan hanya untuk menunjukan bahwa kelompok terorisme di Indonesia masih ada.
- Kondisi Pandemi Mulai Membaik, Masyarakat Diimbau Berperan Aktif Ikut Vaksinasi
- Gus Yasin Dorong Mahasiswa Lakukan Inovasi Untuk Bantu Sukseskan Program Vaksinasi Di Jawa Tengah
- Bupati Purbalingga Kukuhkan Tim SIBAT dan Beri Penghargaan 316 Relawan Donor Darah