Lapas Kedungpane Semarang Ajak Narapidana Produksi Sepatu Murah Berkualitas

Lembaga Pemasyarakat klas I Kedungpane Semarang, memberikan bimbingan dan pelatihan kepada warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang tengah menjalani masa tahanan.


Kepala Lapas Kedungpane, Dadi Mulyadi mengatakan, pelatihan diberikan kepada para narapidana agar dapat mengisi waktu dan mengasah skill selama dalam penjara.

Dadi menambahkan pengembangan industri kecil tersebut diinisiasi oleh napi sendiri dan didukung oleh pihak Lapas.

Selain memfasilitasi kerjasama dengan lembaga lain, lapas juga menyediakan bengkel kerja khusus membuat sepatu.

Menurutnya, saat memproduksi kerajinan tangan para WBP bisa mendapatkan penghasilan bagi mereka.

"Para warga binaan dibimbing untuk berwirausaha dengan memproduksi sepatu siap pakai dan semua kegiatan tersebut dilakukan di dalam jeruji besi," kata dia, Kamis (14/11).

Konsep utama dari wirausaha, kata dia, adalah para napi tidak hanya terampil membuat kerajinan sepatu, tetapi diajari bagaimana manajemen penjualan.

Dengan demikian, menurutnya, mereka tidak dipersiapkan menjadi buruh, namun agar jadi entrepreneur atau wirausahawan.

Produk sepatu yang dihasilkan oleh para napi dengan kualitas bagus tetapi harga justru lebih murah dibanding keluaran pabrik. Berbeda dengan harga sepatu produk pabrik sekitar Rp400 ribu maka sepatu hasil karya para napi ini dibanderol Rp200 ribu hingga Rp275 ribu saja.

"Upaya pengembangan industri kecil di dalam lapas, mendapat dukungan petugas/ manajemen Lapas, Warga Binaan (WB)/ napi, dan masyarakat. Dengan adanya dukungan dari tiga pihak tersebut, barulah disusun sebuah sistem," paparnya.

Selain sebagai upaya merintis kewirausahaan, Dadi menganggap kegiatan ini juga untuk memberdayakan narapidana kasus narkoba agar bisa mengalihkan ketergantungan terhadap narkoba dengan diisi dengan berkegiatan yang positif.