Penjualan Eceran Semarang Selama Juli Turun

Bank Indonesia mencatat indeks penjuaran eceran riil di Kota Semarang pada Juli 2020 mengalami penurunan 3,6 %.


Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Soekowardojo mengatakan, penurunan penjualan secara bulanan bersumber dari kontraksi penjualan pada kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta sub kelompok sandang.

Secara tahunan, penjualan ritel di Kota Semarang masih mencatatkan penurunan. Pada Juli 2020, IPR mengalami penurunan sebesar -15,2% (yoy)," papar Soekowardojo dalam siaran rilisnya, Rabu (16/9).

Menurut dia, berdasarkan kategori penurunan penjualan eceran secara tahunan terjadi pada kelompok barang budaya dan rekreasi. Kemudian, diikuti bahan bakar kendaraan bermotor. Sementara itu, kelompok peralatan dan komunikasi tercatat mengalami peningkatan.

Kinerja penjualan eceran Kota Semarang diperkirakan sedikit membaik pada Agustus 2020. Perkembangan ini tercermin dari perkiraan IPR Agustus 2020 yang tercatat sebesar 148,4 atau naik sebesar 1,0% (mtm)," paparnya.

Secara bulanan, kelompok komoditas yang diperkirakan mengalami pertumbuhan positif.  Diantaranya kelompok barang budaya dan rekreasi, diikuti kelompok suku cadang dan aksesori.

Soekowardojo menambahkan, perbaikan kinerja penjualan eceran terutama disebabkan oleh masih relatif stabilnya daya beli masyarakat dibandingkan bulan Juli 2020 pasca pelonggaran kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Hal ini juga sejalan dengan ekspektasi omzet penjualan pada tiga dan enam bulan mendatang yang tetap berada pada level optimis tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan yang berada di atas angka 100.

Adapun Indeks Ekspektasi Omzet Penjualan 3 bulan mendatang (November 2020) tercatat sebesar 128,3 dan Indeks Ekspektasi Penjualan enam bulan mendatang (Februari 2021) sebesar 195,7.