Penyintas Covid-19 Waspadai Long Covid

Spesialis Paru dari RS Telogorejo dr Martha Ratnawati mengatakan, penyintas Covid-19 tetap mewaspadai long Covid. Adapun, waktu pemulihan Covid-19 pada umumnya membutuhkan sekitar 2-6 minggu.


Dalam kasus Covid-19 pasien dalam kondisi sakit ringan atau sedang, kemudian sekitar 10-15% dengan gejala berat sedangkan 5% dengan kondisi sakit kritis. Pasien Covid-19 yang masih merasakan satu atau lebih gejala menetap setelah dinyatakan sembuh disebut sebagai long Covid. 

Indikasi ini merujuk pada pedoman dari National Institutefor Health and Clinical Excellence (NICE) tahun 2020 di Inggris membagi long Covid menjadi dua, gejala yang masih dirasakan 4-12 minggu sejak dinyatakan Covid -19 dan gejala didapatkan sampai lebih dari 12 minggu sejak, hingga tidak dapat dijelaskan karena penyebab lainnya.

"Kejadian long Covid sudah mulai terdeteksi dan diteliti sejak pertengahan tahun 2020. World HealthOrganization (WHO) pada bulan September 2020 menyatakan bahwa dari survey, 35% pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 mengaku tidak kembali ke kondisi fisik optimalnya," kata dr Martha kepada RMOL Jateng, di Semarang, Senin (13/9).

Perkiraan kejadian long Covid menurut Infectious Diseases Societyof America (IDSA) tahun 2021, lanjut dia, sekitar 13-87%, termasuk penderita Covid 19 yang melakukan isolasi mandiri maupun yang dirawat di rumah sakit. 

Survei Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) gejala long Covid didapatkan 63,5% dari 463 pasien pasca infeksi akut Covid. Faktor risiko terjadinya long coviddiantaranya orang lanjut usia, punya komorbiditas, berat ringan sakit, pemakaian oksigen selama perawatan dan pemakaian alat bantu pernapasan (ventilator). 

"Mekanisme terjadinya long Covid masih belum diketahui secara pasti. Beberapa mekanisme yang dianggap sebagai penyebab long covid diantaranya efek toksisitas virus ke jaringan yang terinfeksi, kerusakan permanen di paru, jantung, proses inflamasi yang masih berlangsung akibat gangguan sistem imun, gangguan di pembuluh darah, serta 'posttraumatikstress' (gangguan mental lainnya)," tambahnya.

Sementara itu gejala-gejala long Covid muncul di berbagai organ diantaranya kelelahan yang berlebih, sesak napas (napas pendek), nyeri sendi, nyeri dada, batuk, penciuman/ perasa belum normal, pilek, sulit konsentrasi, nyeri kepala, produksi dahak berlebih, nafsu makan menurun, nyeri tenggorokan, vertigo, nyeri otot dan diare.  

"Diperlukan pendekatan multidisiplin dan multispesialis untuk penilaian dan manajemen pengobatannya. Manajemen pemeriksaan serta terapi komorbid yang sudah diderita pasien tetap diperhatikan dan dimonitoring," jelasnya.

Selain masalah kesehatan, kata dia, juga ada masalah lain yang mungkin timbul. Diantaranya adalah ketidakmampuan kembali bekerja secara normal, kehilangan pekerjaan, keterbatasan interaksi dengan keluarga karena masih takut menularkan, keterbatasan ekonomi, pangan dan stigma dari lingkungan sekitar. 

Dukungan keluarga sangat dibutuhkan baik dalam bentuk perawatan serta dukungan secara psikis dan mental untuk kesembuhan pasien.