Permasalahan pupuk saat ini masih sering dikeluhkan petani. Walaupun mendapatkan alokasi pupuk terbesar se-Indonesia, tetapi dalam distribusi masih banyak alami kendala, termasuk adanya pemberlakukan kebijakan kartu tani.
- Mahendra Siregar: Stabilitas Sistem Keuangan Masih Terjaga Ditengah Tingginya Inflasi Global
- Semarang Job Fair 2024, Mudahkan Pencari Kerja Serta Pemkot Semarang
- Relokasi Perusahaan Dorong Kinerja Investasi Jateng di 2023
Baca Juga
Demikian diungkapkan Bupati Grobogan, Sri Sumarni di acara “Panen Padi Nusantara 1 Juta Hektar” di Desa Kapung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Sabtu (11/3).
"Secara alokasi, tahun 2023 mendapatkan alokasi Urea 85 ribu ton dan NPK 40 ribu ton. Tetapi masih banyak keluhan petani kesulitan mendapatkan pupuk," ungkapnya.
Guna meningkatkan pelayanan dan kelancaran penebusan pupuk bersubsidi, dibentuklah Posko Kartu Tani di setiap kecamatan, berlokasi di Balai Penyuluhan Pertanian
"Saya berharap setiap permasalahan akan cepat tertangani secara cepat. Sehingga tidak ada keluhan petani kesulitan pupuk," ujarnya.
Dia mengungkapkan, harga Gabah Kering Panen (GKP) Rp 5.800,- sampai dengan Rp 6.000,- per kg. Sebagian besar gabah panen di Kabupaten Grobogan dibeli oleh penebas dan pedagang dari luar kabupaten termasuk Jawa Barat.
"Hal itu karena di Kabupaten Grobogan surplus produksi beras sekitar 333.545 ton per tahun," katanya.
Selain banjir dan Wereng Batang Coklat (WBC), tantangan petani yakni terjadinya kondisi lahan sawah yang cenderung PH Basa dan C Organik rendah. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan yang tidak normal seluas 975 hektar.
"Hujan dan banjir bulan Nopember 2022 kemarin menggenangi sawah seluas 978 hektar tergenang, bulan Desember 2022 seluas 741 hektar dan Januari 2023 padi tergenang 1.777 hektar dan persemaian 62 hektar," ungkapnya.
- Camat dan Lurah Di Solo Dapat Pembekalan soal BPJS Ketenagakerjaan
- Banjir dan Awal Ramadan Pengaruhi Harga Bahan-bahan Pokok Di Semarang
- Tokopedia Mendorong Lahirnya Pebisnis Online Pemula