Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menyayangkan ketidakhadiran rekan-rekan dari Beijing dan Moskow secara langsung dalam pertemuan G20 yang berlangsung di Italia, Selasa (29/6).
- Dua Pelancong Prancis Ditangkap Aparat Brasil Karena Nekat Nongkrong di Atas Patung Yesus
- Menlu Retno Kantongi Tambahan Bantuan 30 Juta Dolar AS untuk Penanganan Covid-19
- Mahathir Mohamad Kembali Masuk Perawatan Rumah Sakit Jantung
Baca Juga
"Saat berkumpul seperti ini, adalah waktunya untuk saling bicara. Kita butuh dialog dengan Rusia dan China," katanya di antara jeda waktu pertemuan, seperti dilaporkan Reuters.
Para menteri luar negeri G20 berkumpul di Kota Matera, Italia, untuk menyerukan kerja sama multilateral di tengah upaya global dalam menghadapi pandemi Covid-19 Covid-19 dan perubahan iklim.
Pertemuan pada Selasa (29/6) itu adalah pertemuan tatap muka pertama dalam dua tahun.
Pertemuan juga berfokus pada bagaimana menghidupkan kembali ekonomi dunia setelah pandemi dan bagaimana mendorong pembangunan berkelanjutan di Afrika.
Mereka yang hadir secara langsung adalah para diplomat top Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Prancis, Jerman, dan India.
Menteri luar negeri China, Brasil, dan Australia memilih mengikuti diskusi melalui tautan video, sementara Rusia dan Korea Selatan mengirimkan wakil menteri.
Menjelang pertemuan, Maas mengungkapkan ia kurang nyaman dengan dugaan bahwa China dan Rusia telah menawarkan vaksin Covid untuk meningkatkan posisi mereka di negara-negara tertentu.
"(Ini) bukan tentang mencapai keuntungan geostrategis jangka pendek," katanya. Itu sebabnya mengapa dia kecewa ketika China dan Rusia tidak hadir secara lansgung.
Maas juga mengatakan fokusnya adalah bagaimana membantu ekonomi global bangkit kembali setelah krisis virus dan menghadapi tantangan kesehatan di masa depan.
"Sudah waktunya untuk mempersiapkan struktur kesehatan internasional untuk menghadapi krisis kesehatan di masa depan," tambahnya.
Tuan rumah pertemuan, Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio, mengatakan kepada seluruh anggota G20 pentingnya tanggapan internasional terhadap keadaan darurat pandemi Covid-19.
Italia, yang merupakan rumah bagi badan pangan dan pertanian PBB, mendorong pentingnya keamanan pangan dan nutrisi global selama pertemuan G20 hari itu, dan mengumumkan akan mengadakan pertemuan puncak yang didedikasikan untuk Afrika pada bulan Oktober.
"Saya percaya bahwa G20 memiliki tugas untuk mendukung Afrika keluar dari masa sulit ini dan memasuki fase pertumbuhan yang berkelanjutan dan berkelanjutan," kata Di Maio kepada wartawan dikutip dari Kantor Berita RMOL.
- Indonesia Dinilai Masih Beruntung Saat Hadapi Krisis
- CEO Grup AirAsia Nilai Tes PCR Asia Tenggara Paling Mahal
- Adik Kim Jong-un Sambut Usul Presiden Korsel Soal Deklarasi Resmi Berakhirnya Perang Korea