Menjual daun tembakau dalam kondisi basah lebih dipilih petani di lereng kaki Gunung Merbabu, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
- Gerakan Pangan Murah: Warga Batang Antre Sembako Murah Dari Pemda Dan Bulog
- 143 UMKM Ramaikan Banyumas Culture Carnaval 2023
- Antisipasi Kebutuhan Nataru, Pertamina Patra Niaga Bentuk Satgas
Baca Juga
Pasalnya, harga jual tembakau yang merosot tajam membuat alasan petani tak ingin mengeluarkan biaya produksi lebih.
Hal ini disampaikan Juwandi, Ketua Kelompok Tani Merbabu Maju di Desa Batur, Kacamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Minggu (6/9).
Juwandi memaparkan, saat ini harga tembakau super yang normalnya Rp 70 ribu satu kilogramnya sekarang hanya dihargai Rp 40-50 ribu sejak awal bulan Agustus 2020 lalu.
"Dengan harga tembakau merosot, petani lebih memilih menjual daun tembakau kondisi basah alias selepas dipetik. Saat ini, satu kilogramnya Rp 3000," paparnya.
Menjual daun tembakau langsung usai petik dari batangnya mengurangi biaya operasional mengingatkan harga jual tembakau menurun tajam saat ini.
Sebagai pembanding, tahun lalu harga jual daun basah tembakau berkisar Rp 7-8 ribu per kilogramnya. Kondisi tersebut, sangat menguntungkan petani karena biaya operasional satu pohon Rp 2 ribu.
Sekarang dengan biaya operasional sama, harga jual yang basah hanya Rp 3 ribu membuat petani malas harus mengolah menjadi tembakau kering. Sehingga, petani lebih memilih daun basah dijual langsung ke Gudang di Magelang dan Temanggung.
"Menjual daun tembakau kondisi basah bagi petani lebih untung karena biaya operasional untuk satu pohon itu bisa Rp 2000. Sehingga kalau kondisi satu kilogram biaya operasional lebih besar lagi. Ini yang dihindari petani," tandasnya.
- Kompetisi Ketat dan Pandemi, SIG Terus Pertahankan Pangsa Pasar dan Inovasi Produk
- Harga Cabai di Kota Pekalongan Meroket hingga Rp40 Ribu Per Kg
- Garam Konsumsi dari Rembang Sudah SNI