Partai Demokrat sudah memutuskan tidak akan merapat ke kubu Jokowi. Meski begitu, dari hasil survei, diketahui elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres Jokowi masih tinggi. Bahkan mengalahkan Sri Mulyani dan Mahfud MD.
- Pemkab Batang Gelontorkan Rp39,5 Miliar untuk KPU dan Bawaslu
- Diantar Emak-emak, Budi Santoso Kembalikan Formulir Pilwakot Disertai Seserahan Jemani
- Aaf-Balgis Resmi Daftar Pilwakot Pekalongan 2024, Diantar Relawan Kawan Aaf
Baca Juga
Elektabilitas putra sulung SBY itu hanya kalah dari Jusuf Kalla (JK).
Demikian salah satu poin dari hasil survei Roda Tiga Konsultan. Survei dirilis Direktur Riset RTK, Rikola Fedri, di bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu (5/8).
Dilansir Kantor Berita Politik RMOL, survei mensimulasikan AHY menjadi cawapres Jokowi dan Prabowo Subianto. Secara top of mind, atau responden diminta menyebut nama secara spontan, AHY mendapat elektabilitas sebesar 9,7% jika sebagai cawapres Jokowi, unggul dari ahfud MD dan Muhaimin Iskandar yang mendapat 4,8 dan 4,2%. Elektabiltias AHY kalah oleh JK yang mendapat 15,3%.
Sementara dalam pertanyaan tertutup, dimana JK tidak diikutsertakan, AHY mendapat suara sebesar 15,9%, disusul Sri Mulyani dan Mahmud MD dengan masing-masing 7,8 dan 7,5%. Nama JK tidak diamasukkan mengingat masih menunggu putusan gugatan pembatasan masa jabatan presiden-wapres di MK.
Sebagai cawapres Prabowo, elektabilitas AHY juga tinggi. Secara top of mind nama AHY mendapat suara 25,6% dan secara tertutup namanya mendapat 34,1% sebagai cawapres Prabowo.
Jika AHY mendampingi Jokowi, sebanyak 67,3% responden mengakui kemungkinan akan memilih keduanya di Pilpres. Sementara 31,2% memilih tidak, dan sebesar 1,5% tidak tahu. Sedangkan sebanyak 68,4 persen responden mungkin akan memilih Prabowo-AHY 29,9% memilih tidak mungkin dan 1,5% tidak tahu.
Sekjen DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan pihaknya mengapresiasi hasil survei ini. Namun dia mengaku tidak akan mengusung AHY dengan Jokowi.
"Demokrat sejak 2014 sampai sekarang tidak berada di dalam pemerintah jadi tidak ada unsur atau pengikat harus di sana," tuturnya.
Survei RTK digelar pada 23 Juli-1 Agustus 2018. Survei ini menggunakan metode stratified systemic random sampling yang melibatkan 1610 responden berusia 17 tahun ke atas. Sampel diambil dari seluruh provinsi di Indonesia dengan responden terdistribusi secara proporsional. Rentang margin of error sebesar 2,5%.
- KPK Kembali Periksa Zumi Zola Dalam Kasus Gratifikasi
- AMP: Duet Prabowo-Rizal Ramli Solusi Bangsa
- Menaker Hanif Dorong Pekerja Media Untuk Berserikat