Politik di Indonesia mirip dengan perseturan pendukung artis nasional.
- Dampingi Astrid, Respati Adi 'Geser' Gusti Bhre?
- KPU Kota Semarang Siap Distribusikan Logistik Pilkada Serentak 2024
- Agustina-Iswar Janjikan Rp25 Juta per Tahun per RT
Baca Juga
Begitu penilaian Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar saat dalam diakusi terkait Gugatan Terhadap Presidential Threshold di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (9/7).
Menurutnya pendukung kubu pemerintah yang digawangi Joko Widodo (Jokowi) dan kubu oposisi yang dipimpin Prabowo Subianto mirip persaingan penggemar Agnes Monica dan Anggun C Sasmi.
"Jadi apa pun yang dilakukan Jokowi benar, begitu juga Prabowo," ujar Dahnil.
Dahnil menambahkan, demokrasi seperti ini tidak sehat dan tidak menggembirakan. Bahkan cenderung menyebabkan demokrasi menjadi mundur. Sebab, masyarakat jadi tidak memilih dengan cara berpikir yang mendalam terhadap calon pemimpin Indonesia.
"Jelas ini tidak memajukan, tapi menterbelakangkan demokrasi. Sehingga menghasilkan akal sehat ini absen. Seolah, nalar sehat kita tidak boleh hadir," paparnya.
Tepatnya, sejak pemimpin negara dipimpin Jokowi. Dahnil menilai, masyarakat telah dibodohi dengan situasi politik tersebut.
"Kita dibodohi oleh narasi publik. Narasinya menghina nalar publik. Setelah pak Jokowi akal sehat tidak boleh hadir. Ditarik oleh afiliasi tertentu. Saya kritik Jokowi bilang dukung Prabowo. Kalau puji Jokowi disebut Jokowers," demikian Dahnil. Demikian dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL
- Usai Terima SBY, Prabowo Akan Temui Sohibul Iman
- 'Dijodohkan' Wartawan Sebagai Yaris Reborn, Faros-Reza Bertemu di Penjaringan Gerindra Salatiga
- Gibran Ceritakan Pengalaman Tingkatkan Fasilitas SMK di Kota Solo