Ponpes Takmirul Islam Panen Melon Hasil Pendampingan Urban Farming BI Solo dan Hebitren

Bank Indonesia bersama Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren), terus mengembangkan kemandirian ekonomi pesantren.


Salah satu strateginya ialah melalui implementasi ekosistem HVC di unit bisnis pondok pesantren. salah satunya melalui Program Infratani (Integrated Farming with Technology and Information) untuk penguatan sektor pertanian terintegrasi yang berbasis pada pemanfaatan teknologi digital.

"Di wilayah Solo Raya, program Infratani komoditas melon diimplementasikan di 5 (lima) pondok pesantren di wilayah Solo Raya, yaitu Ponpes Ta’mirul Islam Surakarta, Darul Qur'an Sragen, Kyai Ageng Selo Klaten, Darul Hasan Sukoharjo dan Ar Ruqoyah Wonogiri," ungkap Kepala BI Solo Nugroho Joko Prastowo, Senin (6/6/2022).

Budidaya melon di lima pondok pesantren ini telah menunjukkan peningkatan kualitas tanaman yang baik, sebagaimana hasil panen di Ponpes Kyai Ageng Selo, Tulung, Klaten pada tanggal 24 Mei 2022. Panen melon mencapai ±1 ton untuk lahan seluas ±500m2 dengan populasi tanaman 1.000 batang dan usia tanaman 72 hari setelah tanam (HST).

Sementara greenhouse Program Infratani HEBITREN Solo Raya di Ponpes Takmirul Islam Surakarta sekaligus mengusung konsep urban farming yang selanjutnya diharapkan menjadi percontohan untuk mengoptimalkan lahan perkotaan. 

Panen perdana melon di Ponpes Takmirul Islam dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2022 dihadiri oleh Wakil Walikota Surakarta, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Ketua DPP HEBITREN Indonesia, Pengurus HEBITREN Solo Raya, Perwakilan Ponpes Al Ittifaq Bandung selaku mentor, dan pesantren anggota HEBITREN di wilayah Kota Surakarta.

"Tanaman melon di ponpes ini telah mencapai umur tanaman 70 HST dan sudah menunjukkan ciri masak panen optimal. Jenis melon yang ditanam adalah varietas Inthanon dengan jumlah populasi ±1.000 batang yang mulai disemai pada Maret 2022 di greenhouse seluas 500 m2." Imbuh Nugroho.

Sebelumnya Ponpes Takmirul Islam mengembangkan usaha pertanian hortikultura sejak tahun 2015 di lahan persawahan yang lokasinya diluar wilayah Kota Surakarta. 

"Melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa pembangunan green house dan sarana prasarana berupa mesin dan sistem aplikasi pendukungnya, ponpes menerapkan konsep urban farming di lahan kota yang terbatas." Tandas Nugroho.

Konsep urban farming dan budidaya pertanian di tanah wakaf ponpes dengan pemanfaatan teknologi modern diharapkan mampu mendukung kemandirian ekonomi ponpes dan dapat direplikasi oleh ponpes lainnya. 

Wakil Walikota Surakarta Teguh Prakosa  menambahkan, pertanian menjadi salah satu sektor yang terus menggeliat di tengah pandemi Covid-19, menjadi ujung tombak ketahanan pangan nasional dan menjadi salah satu solusi ketersediaan lapangan pekerjaan. Dengan memanfaatkan lahan wakaf untuk pertanian produktif, hasilnya dapat mendorong kemandirian ekonomi pesantren. 

"Pengembangan program Infratani ponpes ke depan dapat diperluas dengan konsep ekosistem terpadu antara konsep pengembangan greenhouse melon terintegrasi dengan sistem produksi sayuran, atau komoditas lainnya dalam skala lebih besar sehingga dapat menopang kemandirian ekonomi pesantren." kata Teguh Prakosa.