Prabowo Memainkan Gaya Donald Trump

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto tengah memainkan strategi perang sebagaimana pemilihan presiden yang berlangsung di Amerika Serikat.


Hal itu sebagaimana diutarakan Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari ketika dijumpai di Hotel Harris Suites FX, Sudirman, Jakarta, Selasa, (3/4).

"Gini ya kalau pak Prabowo itu saya lihat sedang menjalankan strategi perang seperti Pilpres di Amerika Serikat. Nah apa strategi Donald trump, mempertentangkan kalangan bawah dan atas, jadi diungkap persoalan kesenjangan," ujarnya seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL

Kedua, diungkapkan Qodari, Prabowo juga tengah menyampaikan rasa rasa takut Indonesia terhadap ancaman dari negara asing.

"Kedua, mencoba menyampaikan rasa takut, bahwa Amerika di bawah ancaman asing. Jadi Donald Trump mengatakan kita di bawah ancaman China, awas ada ancaman dari Islam, awas tenaga kerja imigran. Jadi menurut saya agak mirip," jelasnya.

Qodari menjelaskan, dua hal yang dibagikan oleh keduanya khususnya Prabowo, adalah pesimisme dan ketakutan, sehingga apabila dikembangkan dan memengaruhi mayoritas masyarakat Indonesia, maka kecenderungannya akan memilih Prabowo bukan memilih Jokowi.

"Jadi pak Prabowo mengatakan kan Indonesia sekarang ini dan ke depan tidak akan baik kalau tidak saya yang jadi pemimpin. Itu pesannya," terangnya.

Kemudian, meski Indonesia dan Amerika Serikat memiliki perbedaan, namun situasi yang sedang berkembang saat ini memiliki kemiripan terlebih isu-isu sensitif melalui media sosial.

"Pertama, bicara medsos, di Indonesia tidak kalah dengan amerika, dan isu isu sensitif ini kan paling mudah menyebar lewat medsos. Kedua, isu pertentangan ini adalah persoalan global, jadi tidak hanya di Amerika tapi juga di indonesia. Kalau di Amerika takut agama islam, kalau di Indonesia takut sama barat. Jadi saling takut menakuti. Jadi politik ketakutan dan pesimisme itu dimainkan untuk mengganti dengan calon yang lebih kuat," tutupnya.