Eco enzyme, cairan fermentasi alami dari sampah organik memiliki segudang manfaat, ternyata bisa dibuat di rumah dalam skala rumah tangga.
- Hujan Deras Akibatkan Jalur Semarang Ke Arah Kendal Terendam Banjir
- Daftar Jadi Bakal Cabup Pekalongan, Ketua DPC PDIP Pekalongan Riswadi Tunggu Perintah Partai
- Anggota DPRD Jateng Tietha Ingin Entaskan Kemiskinan Di Banyumas Dan Cilacap Via Pembangunan Pendidikan
Baca Juga
Eco enzyme, cairan fermentasi alami dari sampah organik memiliki segudang manfaat, ternyata bisa dibuat di rumah dalam skala rumah tangga.
Selain sebagai desinfektan ramah lingkungan, penjernih air dan penghilang bau pada air, eco enzyme ternyata bisa digunakan sebagai obat kumur untuk menangkal batuk dan pilek, serta bisa digunakan sebagai campuran air untuk mandi.
Leader Komunitas Eco Enzyme Jateng, Yuliana menuturkan, saat pandemi seperti ini, eco enzyme yang memiliki kandungan mikroba baik justru digunakan untuk menjernihkan udara dari virus dan bakteri atau sebagai desinfektan ramah lingkungan.
Seperti di Kudus, itu menyebarkan mikroba baik di udara sehingga udara bersih, Covid bisa hilang,†ungkap Yana, sapaan akrabnya, Senin (14/6).
Tak hanya itu, Eco enzyme juga bisa digunakan untuk cairan pel pembersih lantai di mana hewan serangga dan tikus tidak akan masuk rumah.
Karena berbahan organik dan bertekstur bening serta halus, eco enzyme juga sudah dicoba oleh ibu-ibu anggota komunitas sebagai penghalus kulit muka dan lainnya.
Bisa untuk obat jerawat tinggal dioles. Kalau untuk obat kumur buat hilangkan virus flu batuk, asal jangan sampai tertelan,†katanya.
Cara membuat eco enzyme terbilang cukup mudah dan bisa dilakukan dalam skala rumahan. Eco enzyme memang mengandalkan fermentasi dari percampuran bahan antara lain kulit buah, sayur yang segar, bahan molase atau gula aren dan dicampur air bersih.
Perbandingan pencampuran bahan, 1 kg molase atau gula aren, 3 kg kulit buah sayur segar, dan 10 liter air.
Bahan tersebut ditampung dalam drum yang cukup besar dengan kapasitas 60 persen isi percampuran bahan dan 20 persen sisa untuk gas fermentasi.
Tutup rapat drum dan biarkan berproses fermentasi selama tiga bulan, dengan ditempel label tanggal pembuatan dan bahan-bahan pembuatannya.
Fermentasi secara alami, bulan pertama akan menghasilkan alkohol, bulan kedua asam cuka, bulan ketiga menghasilkan enzyme siap dipakai,†pungkasnya. [sth]
- Polres Sukoharjo Gencar Edukasi Larangan Jebakan Tikus dengan Listrik
- Dapur Umum dan IOF Salatiga Salurkan Bantuan untuk 2 Dusun di Getasan
- 72 Kantong Darah Disumbangkan Kemenkum HAM Jateng untuk PMI
