Ratusan massa yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar di Kota Semarang menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, Jumat (23/8) sore.
- Polda Jateng: Tindakan Anarkis Tidak dapat Ditoleransi
- Bentrok Mahasiswa dengan Polisi, Gilang Hilang
Baca Juga
Adit, salah satu peserta aksi unjuk rasa mengaku , mereka yang ikut adalah teman-teman pelajar SMK dari berbagai sekolah di Semarang.
Menurut Adit, aksi yang dilakukan sebagai bentuk solidaritas kepada kakak mahasiswa yang menyuarakan kepentingan rakyat banyak.
"Partisipasi kami dalam aksi ini murni bentuk solidaritas spontan dengan para mahasiswa" kata Adit pada wartawan, Jumat (23/8) sore.
Dia menegaskan, apa yang dilakukan tidak ada yang menyuruh ataupun dibayar untuk ikut dalam demo.
Koordinator Aksi, Winda Setianingsih mengaku terkejut dengan kehadiran para pelajar SMK dalam aksi tersebut.
Winda menyatakan para pelajar tersebut juga merupakan bagian dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang berhak menyuarakan pendapat mereka.
"Kami tidak mengundang teman-teman pelajar SMK , mereka datang tanpa kami duga," katanya.
Dalam aksinya Mereka menuntut agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) mematuhi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (UU Pilkada).
Sekitar pukul 15.30 WIB, massa tiba di depan Kantor DPRD Jateng, membawa bendera Merah Putih. Ratusan pelajar yang mayoritas mengenakan seragam abu-abu dan cokelat pramuka, lengkap dengan hasduk dan helm, ikut serta dalam aksi tersebut.
"Kami menuntut KPU segera melaksanakan keputusan MK. Jangan sampai dianulir oleh DPR," tegas Koordinator Aksi, Winda Setianingsih.
Dia juga menegaskan bahwa aksi serupa akan digelar dengan skala lebih besar jika tuntutan massa diabaikan.
Winda menambahkan bahwa seluruh masyarakat harus berperan aktif dalam mengawal keputusan-keputusan krusial yang sedang dibahas oleh DPR dan pemerintah.
- Gagalkan Aksi Tawuran, Empat Pelajar Diamankan Petugas
- Polda Jateng: Tindakan Anarkis Tidak dapat Ditoleransi
- Bentrok Mahasiswa dengan Polisi, Gilang Hilang