Ratusan Warga Sekitar Borobudur Dilibatkan Dalam Proyek Padat Karya

Sebanyak 650 warga dari dua desa di Borobudur dilibatkan dalam proyek padat karya tunai yang dilaksanakan PT Patra Jasa, pada Sabtu-Minggu (21-22 April). Program padat karya ini sebagai kontribusi dalam rangkaian kegiatan peringatan HUT Kementrian BUMN ke 20. Kegiatan ini difokuskan di dua desa masing-masing Sambeng dan Kembanglimus.


Staf Khusus II Menteri BUMN RI, Judith Dipodiputro mengatakan, di desa Sambeng masyarakat yang terlibat sebanyak 500 orang. Di desa ini, Patra Jasa bekerjasama dengan Taman Wisata Candi (TWC) melakukan perkerasan jalan tani, yang akan menjadi jalur bypass penghubung lima dusun di Sambeng. "Jalur ini akan mengakselerasi kegiatan ekonomi warga desa," katanya.

  

Judith mengatakan, pihaknya sangat konsen ke desa-desa karena desa merupakan landasan ketahanan masyarakat akar rumput untuk berkehidupan atau sejahtera secara ekonomi. Di desa sebagian besar masyarakat adalah petani, dimana di ranah ini, pihaknya di harapkan pihaknya bisa berkonstribusi terhadap ketahanan pangan. "Ada satu aspek yang sangat penting dari pembangunan desa yakni aksesbilitas," katanya.

  

Dia mengharapkan, desa bisa membawa keluar produk-produknya. Pembangunan infrastruktur yang dibantu maka roda perekonomian lebih lancar.

Namun, imbuh Judith, tidak hanya masalah perekonomian, ada aspek lain yang nantinya bisa dirasakan dengan pembangunan infrastruktur.

"Misal saat hujan, ada keluarga yang membutuhkan bantuan kesehatan, tidak bisa tembus. Demikian juga dengan masalah pendidikan, orang tua tentu tidak tega membiarkan anak-anak mereka melintasi jalan yang rusak. Nah, dengan membangun jalan-jalan kecil penghubung antar dusun, ini sangat penting dibutuhkan. Desa akan kembali kuat di sektor pertanian, karena ini landasan kekuatan perekonomian desa" paparnya.

  

Namun sebenarnya ada aspek lain yang ingin dijangkau, yakni keberadaan Candi Borobudur yang sudah diakui sebagai warisan budaya dunia dan sangat menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya. Namun, 'gula' yang ada di Borobudur bisa tersebarkan kepada seluruh yang ada di sekitar Borobudur.

  

Oleh karena itu, pihaknya mendorong keunggulan pariwisata yang juga merupakan program Nawacita. Dengan desa-desa mulai memunculkan keunggulan mereka akan semakin membawa minat wisatawan untuk datang. "Karena mereka datang dari negara yang jauh  membayar dengan biaya besar, kalau mereka hanya datang ke Candi Borobudur, itu sangat di sayangkan karena peluang lebih besar dari itu," tegasnya.

  

Judith melihat banyak sekali titik-titik yang melingkari Borobudur yang memunculkan keunggulan-keunggulan mereka maka akan lebih berminat dan cenderung menambah lama tinggal di daerah Borobudur. Menurutnya, pariwisata merupakan produk yang paling mudah ada budaya, kesenian, makanan yang semuanya sudah diketahui sejak lahir. Namun belum intens dan masif diangkat menjadi suatu produk dengan kemasan yang berbeda.

  

Dengan program padat karya tunai, masyarakat desa dibantu untuk meningkatkan daya belinya. Permasalahan, mereka punya produk pariwisata atau pertanian, namun tidak optimal karena tidak punya modal. "Maka dengan padat karya tunai, terjadi penggabungan antara dana APBD dan BUMN maka bisa menjadi modal dan bis amenambah pendapatan masyarakat desa,"urainya.

  

Sementara itu, di desa Kembanglimus, Patrajasa memperbaiki akses jalan menuju salah satu obyek wisata yang ada disana yang dikenal dengan nama Gereja Ayam. Selain itu, juga akses bagi wisatawan yang berkunjung ke Balkondes Kembanglimus. Balkondes ini nantinya akan dikembangkan menjadi transit point menuju Gereja Ayam. Perbaikan jalan melibatkan 150 warga setempat.

  

Senada Sekretaris PT Patra Jasa, Gatot Subagio mengatakan, kegiatan ini bertujuan agar dampak keberadaan Candi Borobudur dirasakan juga masyarakat yang ada disekitar. Sebagai BUMN yang dipercaya menjadi pengelola seluruh  Balai Ekonomi Desa (Balkondes) di Kawasan Borobudur sudah  menjadi tanggung jawabnya untuk selalu hadir di tengah-tengah masyarakat.

Camat Borobudur, Nanda Pribadi menambahkan, keberadaan balkondes di Borobudur sangat dirasakan dampak positifnya oleh masyarakat. Mereka menjadi termotivasi untuk mengembangkan keunggulannya. Salah satu karya yang sudah banyak peminatnya adalah "Udeng Borobudur" dan adanya pencanangan kampung daur ulang.