Warga Kota Surabaya memperingati 73 tahun Pancasila yang juga dirangkai dengan 117 tahun Bung Karno, Rabu (6/6).
- Makin Masif, Relawan Balane Luthfi Gandeng 2.500 UMKM Kabupaten Tegal
- Ratusan Bacaleg Batang Berburu Surat Keterangan Sehat di RSUD Kalisari
- Tito Karnavian: Pers Mengawal Demokrasi Di Era Digital
Baca Juga
Dalam kesempatan itu, Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengaku tidak ingin menghapalkan Pancasila, tetapi dia ingin menjalankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
"Bapak/ibu tahu sejak kejadian bom kemarin, Surabaya langsung menjadi sepi. Ini akibat dari terorisme yang memunculkan sikap bermusuhan dan nihilnya nilai persatuan Indonesia dalam Pancasila," ujarnya seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL
Risma mengaku jika terjadi bencana apapun di luar daerah, warga Surabaya ingin selalu menjadi yang pertama dalam mengirim bantuan.
"Selama ini kami dibantu oleh PT Pos Indonesia dalam pengiriman bantuan ini," katanya.
Perwakilan Komunitas Jas Merah, Rieke Diah Pitaloka menambahkan bahwa Pancasila selain dasar negara juga sebagai alat pemersatu bangsa.
"Dan siapa tidak mengerti perlunya persatuan, siapa tidak mengerti bahwa kita hanyalah dapat merdeka dan berdiri tegak merdeka jikalau kita bersatu, siapa yang tidak mengerti itu tidak akan mengerti Pancasila," paparnya.
Menurut Rieke, maraknya aksi kekerasan akhir-akhir ini membuktikan jika Indonesia tidak didasari Pancasila. Maka jelas hanya Pancasila lah yang dapat tetap mengutuhkan bangsa Indonesia.
"Bahwa kita membutuhkan persatuan dan bahwa Pancasila adalah satu dasar negara, satu alat pemersatu daripada rakyat Indonesia yang aneka warna ini," imbuhnya.
- Ketua DPD Golkar Solo Daftar Bacalon Walikota Solo ke Gerindra
- Kumpulkan 6 Pilar, Kapolda Jateng: Pemilu Damai Perlu Cooling System
- Ini Alasan Prihanto Tak Maju Lagi Dalam Bursa Ketua Askab PSSI Karanganyar