Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) sekarang berada di ujung tanduk akibat kondisi ekonomi bangsa yang kian memburuk.
- Wabup Wonogiri Minta Bawaslu Wujudkan Pesta Demokrasi yang Berkualitas dan Berlegitimasi
- Luthfi-Yasin Menemui Prabowo Dan Jokowi Di Solo, Ada Apa?
- Dipinang 7 Partai, Kristina Pilih Partai Nasdem Untuk Duduk Di Senayan
Baca Juga
RR menjelaskan, sebagian besar rakyat Indonesia memilih seorang pemimpin ibarat tengah jatuh cinta, sehingga mengesampingkan sisi rasionalitas. Mereka melupakan skill atau kemampuan seseorang dalam memimpin bangsa.
"Karena faktor perasaan sangat dominan dibandingkan rasionalitas. Jadi memilih pemimpin dia cinta banget tuh," katanya kepada Kantor Berita Politik RMOL
RR menilai, saking cintanya, rakyat lupa semua kekurangan dan kelemahan seorang pemimpin. Bahkan, kekurangan itu juga sudah tak ada artinya bagi rakyat.
"Namun pada satu titik, ketika seseorang sudah mulai tak cinta lagi, segala kelemahan seorang pemimpin sudah tentu bakal menjadi permasalahan besar," sambung tokoh nasional yang sudah mendeklarasikan diri sebagai Capres rakyat ini.
Sekarang, lanjut RR, rakyat sudah sampai pada titik tak cinta lagi dengan orang yang pernah dipilihnya dalam Pilpres tahun 2014 lalu tersebut.
"Nah kalau kita waspada, gejala-gejala transisi dari jatuh cinta ke mulai mikir lagi, itu kita dalam tahapan itu," jelas pria yang pernah menjadi anggota tim panel Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ini.
Pilpres 2019 bakal digelar tak lama lagi. Jokowi dan partai pengusungnya, PDI Perjuangan juga sudah mendeklarasikan diri untuk maju dalam ajang pesta rakyat lima tahunan itu.
Dipertegas soal kemungkinan Jokowi kalah dan tak menjadi presiden lagi, RR menjawab diplomatis.
"Kalau soal periode, biarkanlah rakyat yang memutuskan," pungkasnya.
- Ini Kata KPU Karanganyar Soal PAW Ketua DPRD yang Disoal
- Ketua KPU Salatiga: KPPS Bukan Kompetitor Saksi, Pengawas Dan Saksi Partai
- Tunggu Rekomendasi, Golkar-Demokrat Ingin Berlayar Bersama Di Karanganyar