Rumah Impian Para Sopir Ojol yang Selalu Ditolak karena Status Pekerja Informal

Sopir ojek online, Alexander Hogiono Yogo Kusuma, bersama istri Lucia Redesi Setyoningrum dan buah hati mereka, Michael Arron Natanael Yoga Kusuma,  berbahagia karena berhasil memiliki rumah impian berkat Program KPR Subsidi skema BP2BT kolaborasi Bank BTN dengan Gojek, Perum Perumnas dan KemenPUPR. foto: dok. Gojek
Sopir ojek online, Alexander Hogiono Yogo Kusuma, bersama istri Lucia Redesi Setyoningrum dan buah hati mereka, Michael Arron Natanael Yoga Kusuma, berbahagia karena berhasil memiliki rumah impian berkat Program KPR Subsidi skema BP2BT kolaborasi Bank BTN dengan Gojek, Perum Perumnas dan KemenPUPR. foto: dok. Gojek

Alexander Hogiono Yogo Kusuma (41), menatap bangunan mungil di depannya. Senyumnya merekah. Tak terasa, buliran air mengalir dari kelopak matanya. Bangunan itu, meskipun mungil, adalah rumah impiannya sejak lama. Menikah selama 10 tahun, dia dan istrinya harus menumpang di rumah mertua. Maka, meskipun kecil dan sederhana, rumah tipe 27/60 itu adalah “istana” bagi dia dan keluarga kecilnya.


Bagi Alex, yang sehari-harinya menjalani profesi sebagai pengemudi ojek online (ojol), memiliki rumah sendiri bagaikan “pungguk merindukan bulan’’. Sesuatu yang sia-sia. Bagaimana tidak, beragam syarat yang rumit bakal tersaji di depan mata. Ujung-ujungnya, permohonannya ditolak bank, karena dianggap profesinya tidak bankable. 

Namun, mimpi untuk memiliki rumah sendiri dan melepaskan diri dari beban mertua, terus ditaburnya. Sejak mempersunting Lucia Redesi Setyoningrum pada 2012 silam, pria kelahiran 5 September 1981 sejatinya sudah menabung untuk membeli rumah. Namun apa daya, impian itu pupus karena uang tabungan harus terpakai untuk kebutuhan hidup sehari-hari saat pandemi Covid-19 melanda. Penghasilannya sebagai pengemudi ojol menurun drastis, sehingga tabungannya tergerus untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.

‘’Saya sempat drop. Sedih, karena tabungan ludes gara-gara pandemi. Impian punya rumah sendiri berantakan, hilang harapan, apa bisa membeli rumah?’’ ungkap Alex,  mengenang peristiwa sulit yang dialami saat pandemi, kepada RMOL Jateng, Senin (6/2/2023). 

Tak disangka-sangka, tahun 2022 menjadi tahun keberuntungan bagi Alex dan keluarganya. Berkat program KPR Subsidi khusus mitra Gojek, Alex dan keluarga kecilnya bisa memiliki rumah di kawasan Perumnas Samesta Jeruksawit, Karanganyar.

“Kurang lebih 10 tahun menunggu buah hati sampai akhirnya anak kami lahir, dan di tahun yang sama kami juga mendapatkan rumah, mungkin ini rezeki bagi Michael Arron Natanael Yoga Kusuma, anak kami. Karena pernah bekerja di bank, saya paham betapa sulitnya syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk KPR ini terutama saya pekerja informal, nggak ada yang mau nerima. Tapi sekarang sangat simple, selain dapat bantuan subsidi puluhan juta, secara administrasi juga sangat dipermudah, rumahnya juga langsung jadi dengan DP yang cuma Rp 2 juta, setelah akad saya bisa langsung tempati, ” papar Alex, yang menjadi mitra Gojek tahun 2019.

Alex bersama belasan mitra Gojek berhasil memiliki rumah sendiri berkat program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi kolaborasi Gojek sebagai bagian dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk bersama dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas), serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. 

Alex menceritakan awal mula dirinya mengikuti program tersebut. Pada 21 September 2022, dirinya mendapatkan pesan lewat aplikasi Gopartner tentang program KPR subsidi khusus mitra gojek. 

‘’Keesokan harinya, 22 September,  saya mencoba isi form melalui link yang diberikan lewat aplikasi tapi terkendala surat keterangan domisili yang harus di upload lewat link tersebut. Baru besoknya kami urus surat keterangan domisili ke kelurahan, dan 23 september kami selesai proses pendaftaran melalui link tersebut. Tanggal 4 Oktober, saya mendapat pesan melalui Whatsapp (WA),  memberitahukan bahwa saya terpilih untuk melanjutkan program KPR tersebut dan diundang hadir dalam acara soaialisasi pada 5 Oktober  di Perumahan Semesta Jeruk Sawit Permai dengan membawa dokumen persyaratan untuk KPR, tapi lagi-lagi pengajuan KPR kami tertunda karena persyaratan belum lengkap,’’ ungkapnya.  

Baru pada tanggal 17 Oktober 2022, seluruh berkasnya dinyatakan lengkap. Pada 4 November 2022,  dirinya mendapatkan pesan melalui WA yang menginformasikan bahwa pengajuan KPR-nya disetujui. 

‘’Pada 24 November 2022, saya menandatangani Akad Kredit di Bank BTN Cabang Solo,’’ ujarnya. 

Dengan uang muka Rp 2 juta, Alex membayar cicilan rumahnya itu Rp915 ribu per bulan flat selama 10 tahun, setelah itu mengikuti suku bunga, dengan jangka waktu KPR selama 20 tahun. Meskipun pekerja informal, Alex memiliki penghasilan yang lumayan bagus tiap bulannya. Dalam sehari, dia mampu membawa pulang Rp150 ribu hingga Rp250 ribu atau rata-rata Rp3,5 juta sampai Rp6 juta per bulan. 

Alex menjelaskan bahwa selain lokasi perumahan yang strategis juga kualitas rumah yang baik, yang membuatnya tertarik dengan program ini adalah karena adanya sistem pemotongan saldo harian otomatis dari dompet mitra yang membantu meringankan dalam pembayaran cicilan KPR tiap bulannya.

‘’Cicilan Rp915 ribu per bulan tidak saya bayar cash, tapi dipotong otomatis dari dompet mitra Gojek,’’ jelas Alex.

Apa saja berkas yang diajukan untuk ikut program itu? ‘’KTP suami istri, rekening tabungan 3 bulan terakhir, rekap pendapatan Gojek 3 bulan terakhir, NPWP dan SPT tahunan, surat keterangan domisili, akta nikah atau buku nikah,  serta surat keterangan tidak bekerja atas nama istri dan formulir BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan) untuk pengajuan subsidi,’’ tambah Alex.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan RI, Dr. Ir. Herry Trisaputra Zuna, SE, MT mengatakan, kolaborasi antara Gojek, BTN, Perumnas dan Kementerian PUPR dalam peluncuran program KPR BTN untuk Gojek melalui skema BP2BT, merupakan salah satu aksi nyata untuk mendorong kepemilikan rumah layak huni dan terjangkau bagi pekerja sektor informal. 

‘’Program ini juga merupakan salah satu strategi percepatan penyaluran KPR bersubsidi khususnya KPR BP2BT bagi MBR sektor informal,’’ ujar Herry Trisaputra Zuna. 

Diluncurkan pada September 2022, kata Herry, program KPR ini didukung Bank BTN yang bertindak sebagai institusi penyedia KPR dan Perumnas sebagai pengembang rumah dalam memberikan kemudahan akses pemilikan rumah bagi para mitra driver. Fasilitas kemudahan yang dihadirkan di antaranya nilai uang muka khusus Rp2 juta dan cicilan pembelian rumah mulai dari Rp 885.000 - Rp1,3 juta per bulan. Rumah yang tersedia bagi para mitra adalah hunian tipe 27/60 seharga Rp140 Juta dengan bantuan subsidi uang muka Rp40 juta dari program BP2BT oleh pemerintah.

Head of Indonesia Regions Gojek, Gede Manggala menuturkan, sejak awal, Gojek berkomitmen untuk mendorong peningkatan taraf hidup mitra driver dan keluarga di luar pendapatan pokok. Wujud komitmen tersebut dilakukan secara konsisten melalui program Swadaya yang terdiri dari 3 pilar utama, yaitu Meringankan berbagai biaya operasional mitra sehari-hari, Melindungi mitra driver dan keluarga dengan program asuransi langsung maupun pilihan mitra sendiri, dan Merencanakan kehidupan mitra driver dengan lebih baik melalui berbagai pelatihan dan keterbukaan akses terhadap layanan institusi keuangan. 

‘’Dukungan Gojek melalui program KPR ini merupakan salah satu program dari pilar Merencanakan yang bertujuan membantu mitra driver mewujudkan mimpi untuk memiliki rumah melalui program KPR bersubsidi,” papar Gede Manggala, kepada RMOL Jateng.  

Gede menambahkan bahwa program ini sebagai bentuk apresiasi terhadap mitra driver dan dibuat sangat komprehensif dengan mempertimbangkan keberlangsungan dan kesejahteraan mitra dalam jangka panjang. 

“Kami merencanakan program ini dengan tujuan jangka panjang mengurangi hambatan yang dihadapi para mitra untuk memiliki penghidupan yang lebih baik. Kami mengapresiasi kolaborasi erat bersama dengan Bank BTN, Perumnas, dan KemenPUPR, yang telah menjadi mitra strategis kami dalam mendukung peningkatan taraf hidup para mitra driver Gojek. Tak pelak,  program ini juga membawa kebanggaan bagi Gojek karena menjadi bagian penting dari terwujudnya mimpi mitra driver,” tegasnya.  

Ditolak Bank

Selalu ditolak bank karena status pekerja informal, juga dialami oleh Donny Eko Prasetyo. Sama seperti Alex, Donny, mitra Gojek Solo Raya yang bergabung sejak tahun 2019, juga tak berpikir panjang untuk mengikuti program KPR bersubsidi khusus tersebut. 

“Saat tahu program ini saya tidak pikir dua kali, saya langsung daftar karena ini mimpi saya. Dari 2 tahun terakhir saya sudah ke sana kemari untuk cek perumahan, tetapi selalu ditolak di awal karena katanya sulit untuk pekerja informal seperti saya. Bahagia sekali karena kemudahan yang diberikan oleh program ini. 3 tahun menjadi mitra Gojek, siapa sangka saya bisa punya rumah karena pekerjaan saya ini,” tutur Donny, yang jadi mitra Gojek pada 2019. 

Sebagai anak tertua dalam keluarganya, Donny menjadi tulang punggung keluarga dan menjadi Bapak asuh bagi keponakannya. 

‘’Sebelum menikah, rumah ini masih saya tempati sendiri bersama keluarga,’’ kata pria kelahiran 10 September 1988 ini.

Harga rumah tipe 27/60 itu, kata Donny Rp150.500.000.000. Dapat Subsidi BP2PT Rp40 juta dan DP Rp2 juta, sisanya Rp108.500.000.000 dikredit selama 20 tahun, dengan angsuran Rp915 ribu flat selama 10 tahun dan 10 tahun berikutnya besar angsuran mengikuti suku bunga bank. 

‘’Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan ini. Setelah selalu ditolak bank, akhirnya bisa memiliki rumah sendiri. Ini sungguh impian yang terwujud,’’ ujar Donny. 

Direktur Distribution & Funding PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Jasmin mengungkapkan, sektor pekerja informal merupakan segmen yang potensial untuk digarap bisnis jasa layanan perbankan. Selain karena jumlahnya yang sangat besar, masih banyak yang belum mengakses layanan keuangan sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi bank untuk bisa mencarikan solusi bagi pekerja informal.

 “Untuk pembiayaan rumah khususnya rumah subsidi sekitar 93 persen dinikmati oleh pekerja formal, sedangkan sektor informal baru 7 persen. Untuk itu BTN terus mencari skema yang bisa mempermudah pekerja informal bisa menikmati pembiayaan dari BTN,” jelas Jasmin, dalam siaran pers, Kamis (10/11/2022). 

Jasmin mengatakan, salah satu skema yang ditawarkan pemerintah dan BTN dalam pembiayaan rumah untuk pekerja informal adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). Dengan produk ini, pekerja informal hanya perlu menabung di BTN selama tiga bulan, setelah memenuhi syarat maka mereka bisa mengajukan permohonan KPR BP2BT. 

Untuk meningkatkan penyaluran KPR BP2BT, kata Jasmin, BTN telah menggandeng Gojek dan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI). Dua entitas ini memiliki komunitas pekerja informal yang luar biasa banyak jumlahnya mencapai jutaan anggota. Jasmin menjelaskan, untuk mitra driver Gojek yang memenuhi persyaratan dapat mengajukan permohonan kredit sebanyak 200.000 orang. Sedangkan jumlah pedagang tradisional yang mencapai lebih dari 12 juta juga merupakan pasar potensial bagi perseroan, tidak hanya dalam menyalurkan kredit perumahan subsidi, tetapi juga kredit UMKM dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).