Penanganan stunting di Kota Semarang digadang-gadang akan menjadi percontohan di Indonesia. Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan hal tersebut saat meninjau persiapan peresmian Rumah Pelita (Rumah Penanganan Stunting Lintas Sektor Bagi Baduta) di Rumah Duta Revolusi Mental Kecamatan Semarang Barat.
- Tentara di Daerah Pelosok Terbantu Program JKN
- 1.300 Anak Usia 12-17 Di Kota Salatiga Mendapatkan Vaksinasi
- FK Unsoed Bantu Program Percepatan Vaksinasi di Banyumas
Baca Juga
“Alhamdulillah, ini tadi kita bersama-sama membereskan semua persiapan untuk peresmian Rumah Pelita, rumah penitipan untuk anak-anak stunting. Ini tadi, khususnya dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian untuk mengecek urban farmingnya, Diskominfo untuk CCTV, Dinas Lingkungan Hidup untuk kebersihan, dan DP3A untuk penambahan kelengkapan,” tutur perempuan yang akrab disapa Ita, Minggu (19/2).
Dirinya menuturkan mengenai penanganan stunting di Kota Semarang lewat Rumah Pelita yang kemungkinan jadi yang pertama di Indonesia. Hal ini menurutnya dikarenakan adanya kemudahan dan juga integrasi dalam penanganannya.
“Ini mungkin adalah pilot project pertama di Indonesia, karena terintegrasi bagaimana pemenuhan gizi dan pola asuh ini dilengkapi. Jadi ini semua tertata, semua memakai SOP. Dan akan menjadi percontohan, nanti ada 10 anak, dari Kelurahan Kalipancur dan Kelurahan Manyaran Kecamatan Semarang Barat,” ungkapnya.
Dirinya juga menjelaskan mengenai fasilitas yang nantinya akan diperoleh anak-anak stunting di Rumah Pelita. “Ada pengasuh 2 orang, karena 1 pengasuh untuk 5 anak.
Kemudian ada juru masak yang didampingi oleh ahli nutrisi dari Dinas Kesehatan, Dokter Anak, Psikolog untuk IQ, Trapis untuk motorik, Bidan untuk umum.
Juga kelengkapan mainan, tempat tidur, dan masing2 punya rekam medis untuk penanganan, misalnya jika Dokter Anak melihat rekam medisnya dan kemudian ternyata membutuhkan pendampingan Psikolog, nanti akan direkomendasikan ke rumah Duta Revolusi Mental,” terang Ita.
Ita berharap dengan penanganan yang sudah sangat terintegrasi ini menjadikan kasus stunting di Kota Semarang menjadi 0 persen angkanya.
“Semoga bisa jadi 1 manfaat untuk anak-anak stunting khususnya di Kota Semarang dan umumnya jadi percontohan tingkat nasional. Tentu harapannya bisa 0 angka stunting di Kota Semarang,” pungkasnya.
Kecamatan Semarang Barat, terutama Kelurahan Kalipancur dan Kelurahan Manyaran dipilih karena banyaknya kasus anak stunting di wilayah tersebut.
Alasan pola asuh, terutama akibat ditinggal ibunya bekerja menjadi penyebab paling banyak. Dengan konsep bergerak bersama, rencana pelaporan perkembangan anak di Rumah Pelita Semarang Barat akan dilaporkan setiap harinya.
- Jauh dari Rumah Sakit, Desa Karangbawang Purbalingga Dapat Mobil Ambulans Siaga
- Lagi, Kapolres Demak Cek Kandang Ternak Demi Antisipasi PMK
- DKK Semarang Terus Genjot Vaksin Anak dan Booster