Rumah terdampak bencana alam tanah bergerak di Dusun Kaliireng Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, sejak Selasa (4/2), dibongkar petugas dari BPBD, dinas terkait dan relawan gabungan.
Disamping melakukan pembongkaran rumah, tim tersebut juga membantu masyarakat mengevaluasi barang-barang yang masih bisa dipakai. Pantauan di lokasi, pembongkaran pertama dilakukan pada rumah milik Agus Purwanto.
Kemudian evakuasi barang yang masih bisa digunakan milik Adik Rohadi, Aji Istiawan, dan Rochman.
Pembongkaran dilakukan oleh warga dan evakuasi barang oleh relawan, kemudian untuk memantau keamanan lingkungan dilakukan susur tebing sampai bawah dan tidak ada pergerakan tanah.
Diketahui, berdasarkan laporan perkembangan bencana tanah bergerak, kejadian ini terjadi berurutan di dua lokasi di Kecamatan Pejawaran.
Kejadian pertama pada Selasa (21/1) di Dukuh Kaliireng Desa Ratamba. Dan, kejadian kedua, pada Rabu (29/1) di Desa Penusupan RT 002 RW 005.
Kronologi Kejadian
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa hujan lebat pada hari senin tanggal 20 Januari 2025 mulai pukul 18:00 WIB sampai pukul 22:00 WIB lebih mengakibatkan pergerakan tanah di wilayah Dusun Kallireng Desa Ratamba Kecamatan Pejawaran.
Akibat pergerakan tanah merusak beberapa rumah, 1 mushola, dan Jalur Karangkobar - Batur putus total tidak bisa dilalui kendaraan baik R2 maupun R4. Dampak kejadian, 18 Bangunan Rusak Berat (16 rumah,1 mushola, 1 Pondok), 7 rumah terancam dan jalan kabupaten terputus total.
Pegerakan tanah juga berdampak pada jalan kabupaten ruas Pejawaran - Batur yang amblas jika terkena beban kendaraan akibat tanah dibawahnya sudah lapuk dan sistem drainase yang kurang baik.
Tercatat 9 rumah warga (semi permanen) mengalami kerusakan. Kerusakan terjadi pada pondasi dan lantai bangunan. Kemudian satu mushola warga mengalami rusak ringan, kerusakan terjadi pada lantai, pondasi, dinding, dan besi penyangga kanopi.
Sedangkan, untuk jalan lingkungan mengalami kerusakan dan penyempitan yang awalnya berjarak 3.5m menjadi 2m akibat pergeseran dinding rumah
Tidak itu saja, saluran drainase lingkungan rusak dan tersumbat menyebabkan genangan di area permukiman. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun kerugian material mencapai miliaran rupiah.
Tercatat 21 kepala keluarga (KK) atau 62 Jiwa terdiri dari 28 laki-lali dan 34 perempuan mengungsi. Diantara pengungsi juga terdapat lansia 8 orang dan 5 balita. Sementara jumlah pengungsi di lokasi Desa Biting tercatat 2 KK atau 7 jiwa, 1 diantaranya balita.
Sub Koordinator Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Raib Saefudin, menyampaikan, tindakan cepat yang awal dilakukan petugas evakuasi dan penyelamatan korban terdampak, droping logistik permakanan dan non permakanan, pendirian Posko Lapang tanah bergerak/tanah longsor.
"Petugas juga selalu melakukan rapat harian untuk memantau perkembangan pergerakan tanah," kata Raib kepada wartawan, Rabu (5/2).
Kondisi Terkini
Pergerakan tanah di Banjarnegara masih menghantui warga. Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat menjadi salah satu faktor utama. Hal ini bisa dilihat dari gerakan tanah dan perubahan kerusakan rumah serta jalan propinsi dan berpotensi pergerakan tanah dan longsor susulan
Untuk penanganan lanjutan, Pemkab Banjarnegara sendiri tengah berupaya membuat Huntara untuk 11 KK.
- Derita Berlapis Korban Penusukan Pacar, Luka Tikam Hingga Berhenti Bekerja
- Hidupkan Semangat Kartini Lewat Lari dan Ekonomi Kerakyatan
- Sinergi Jaga Dana Desa, Kejari Banjarnegara Gandeng Pemda dan Pemdes