Situasi yang terjadi di Armenia tidak lepas dari sorotan negara-negara lain, termasuk Rusia.
- Kapal Tanker Milik WN Singapura Disita AS Kirim Minyak ke Korea Utara
- Presiden Xi Jinping Memanggil Semua Perusahaan Raksasa Bidang Teknologi Tiongkok
- Xi Jinping Perintahkan Optimalkan Operasi Penyelamatan China Eastern Airlines
Baca Juga
Situasi yang terjadi di Armenia tidak lepas dari sorotan negara-negara lain, termasuk Rusia.
Kremlin mengamati dengan cermat perkembangan yang terjadi, tetapi tetap menghormati itu sebagai masalah internal Armenia.
Juru Bicara Presiden Rusia Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan, Jumat (25/2), bahwa negaranya ikut prihatin atas kekacauan internal yang terjadi di Yerevan.
Perdana Menteri Nikol Pashinyan mendapat serangan dari Angkatan Darat Armenia. Para tentara itu meminta Pashinyan beserta jajarannya segera mengundurkan diri, menyusul aksi protes massa yang mengerubung jalan-jalan di ibu kota di hari sebelumnya.
Pashinyan telah mengomentari desakan mundur itu sebagai 'Kudeta Militer'.
"Kami mengamati dengan prihatin perkembangan situasi di Armenia," kata Peskov menanggapi pertanyaan tentang penilaian Kremlin terhadap situasi tersebut, seperti dikutip Tass.
"Dan kami menganggap ini adalah urusan internal Armenia, sekutu terdekat kami yang paling penting di Kaukasus," kata Peskov.
Meski begitu, Peskov mengatakan Kremlin akan siap sedia jika dimintai pendapatnya.
"Kontak antara Moskow dan Yerevan bisa diatur dengan cepat jika diperlukan," kata Peskov.
Di hari yang sama, Menteri Luar Negeri Armenia Ara Aivazian melakukan percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, menurut pernyatan Kementerian Luar Negeri Armenia.
Tidak dijelakan dengan pasti apa isi percakapan itu, namun kementerian mengatakan keduanya membahas tentang keamanan dan stabilitas regional.
- Viral Tentara Marinir AS Selamatkan Bayi di Tengah Kekacauan di Kabul
- Pelaku Bisnis Kuliner di Italia Langgar Aturan Covid-19
- AS Sumbangkan 25 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Lewat COVAX