Kota Salatiga kembali menambah satu lagi destinasi wisata kaya akan spot foto instagramable.
- Makam Mbah Panji Kusumo, Destinasi Terakhir Touring Dinas Pariwisata-Stakeholder Demak di Hari Pariwisata Dunia
- Demak Masuk 10 Besar Kunjungan Terbanyak Periode Lebaran 2025
- Opak Sili, Oleh-Oleh Sakral Dari Desa Candisari Yang Penuh Pantangan Unik
Baca Juga
Adalah 'Gumuk' Sidul Menul-Menul, terletak di Dusun Gunungsari, Kelurahan Sidorejo Kidul. Gumuk ini berada di ketinggian 623 mdpl dan terdiri dari 187 anak tangga.
'Gumuk' terbentuk dari hasil proses angin. Hingga akhirnya, terbentuk lahan aeolian dengan materialnya yang dapat membentuk bukit, timbunan atau gundukan, ataupun igir.
'Gumuk' yang memiliki amfiteater dengan kapasitas maksimal 75 orang, dan dapat digunakan untuk acara seperti rapat, mini konser, atau sekedar bersantai bersama keluarga.
Lurah Sidorejo Kidul, Irwan Susanto mengungkapkan, pembangunan 'Gumuk Sidul Menul-Menul' telah diinisiasi sejak 30 Agustus 2020 lalu dan dibangun melalui dana kelurahan.
"Pembangunan Gumuk Sidul Menul-Menul melibatkan Indra selaku Arsitek, serta Wisnu Ajitama. Bahkan, selaku seniman Indra yang telah mendesain ribuan ranting jati di puncak Gumuk tersebut. Dimana karya keduanya telah dikenal hingga ke kancah Internasional," ujar Irwan, Senin (12/12).
Alasan pembangunan gumuk di Dusun Gunungsari karena Kelurahan Sidorejo Kidul sebagai pusat Kecamatan Tingkir yang belum banyak diketahui oleh masyarakat.
Dengan spot deretan Gunung Merbabu, Gunung Gajah Mungkur, Telomoyo, dan Payung Rong dan Gunung Merapi, alam yang disajikan seakan enggan beranjak pergi. Alhasil, muncul nama Sidul sebagai akronim Sidorejo Kidul. Adapun, nama Menul-Menul merupakan akronim dari Menuju Unggul.
"Peresmian ini murni 100 persen swadaya dari masyarakat dan menjadi satu-satunya destinasi wisata di Salatiga yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat," ucap Irwan.
Pihaknya juga telah bekerja sama dengan UKSW untuk membekali pengelola terkait manajemen pengelolaan tempat wisata.
Dalam pelaksanaannya selama beroperasional, pihak pengelola membatasi tamu yang datang demi keamanan dan secara bergantian. Setidaknya sekali masuk kurang dari 75 orang saja.
Perihal tarif masuk terdapat harga paketan bagi rombongan, sehingga sangat terjangkau. Biaya masuk ini diakuinya akan digunakan kembali sebagai biaya pemberdayaan tempat wisata berbasis masyarakat tersebut.
"Kalau Gumuk ini kita benar-benar belajar wisata berbasis masyarakat dan KSM (kelompok Swadaya Masyarakat) sebagai pengelola. Jadi masyarakat tidak sebagai objek, tetapi juga subjek pelaksana. Sehingga, kuncinya belajar maju," terangnya.
'Gumuk' Sidul Menul-Menul mampu mendukung destinasi wisata berbasis masyarakat tersebut.
Irwan mengimbau, untuk mendapatkan informasi lebih jauh tentang keterangan lebih lanjut masyarakat dalam mem-follow IG Gumuk Sidul Menul-Menul.
"Untuk kepentingan reservasi atau paket wisata bisa DM langsung KPD pengelola. Sebagai informasi, dalam pengelolaannya juga sudah dibekali pelatihan managemen pengelolaan tempat wisata bekerjasama dengan UKSW," pungkasnya.
Penjabat Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi mengajak kepala dinas pendidikan untuk mendorong sekolah-sekolah melakukan kegiatan di Sidul Menul-Menul.
Begitu pula dengan kepala disbudpar untuk bekerja sama dengan agen travel dan menyelipkan sebagai bagian dari paket wisata.
"Pada prinsipnya, kami dari Pemkot Salatiga akan terus mendukung pengembangan Sidul Menul-Menul, yang merupakan pengembangan pariwisata di Kota Salatiga," tandas Sinoeng.
- Owabong Masuk Lima Besar Destinasi Teramai Jawa Tengah Saat Libur Lebaran
- Duta Wisata Salatiga Tak Hanya Andalkan Fisik
- Tingkat Kunjungan Wisata Air Edupark Intan Pari Tempati Peringkat Dua