- Rebutan Rekom Partai Pengusung, Delapan Cabup Melamar ke Hanura Kudus
- Jika Terpilih Bupati Kudus, Ternyata Ini Yang Janjikan Masan
- DPRD Kudus: Awasi Dana Hibah KONI Agar Tak Dikorupsi Lagi!
Baca Juga
Anggota Komisi B DPRD Kudus, Yasid Yunanta, dikejutkan dengan tumpukan sampah di sebelah bangunan rawat inap RSUD dr. Loekmonohadi.
Hal ini diketahuinya saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) pada Rabu (24/4), usai menerima keluhan para pedagang di Pasar Bitingan yang mengeluhkan bau busuk yang menyengat.
Politisi asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu pun mengaku 'pusing' dengan permasalahan sampah yang sudah satu minggu tidak diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo.
“Dalam sehari, tiga sampai empat kali sampah dikirim ke TPA. Tapi ini yang sejak hari minggu ada yang belum diangkut. Ini masalah prioritas saja mana yang seharusnya diangkut terlebih dahulu,” ujar Sayid.
Sayid pun mengaku langsung berkomunikasi dengan Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus. Namun saat ini, kondisi pengiriman sampah di TPA Tanjungrejo belum normal seperti biasa.
Alasannya karena terkendala alat berat yang digunakan untuk menata sampah mengalami kerusakan.
Dikonfirmasi terpisah, kerusakan alat excavator yang berada di TPA Tanjungrejo juga telah direspon Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) setempat. Dinas tersebut berjanji memperbantukan alat berat yang dimilikinya untuk dikirim ke TPA.
“Mulai hari ini, alat dan operator kami sediakan di TPA Tanjungrejo untuk membantu pengelolaan sampah. Selama masih dibutuhkan, alat kami siagakan di sini,” ujar Kepala PUPR Kudus, Arif Budi Siswanto.
Sedangkan, Kepala Dinas PKPLH Kudus, Abdul Halil mengaku bahwa selama Lebaran tahun ini, sampah yang masuk ke TPA mengalami peningkatan tajam.
“Biasanya sekitar 30 ton dari hari biasa, kini volumenya naik sekitar 120 ton hingga 150 ton setiap harinya yang masuk ke TPA Tanjungrejo,” kata Halil.
Terkait masalah TPA Tanjungrejo, di hari yang sama, Ketua DPRD Kudus, Masan juga melakukan tinjauan ke TPS di Desa Prambatan Lord an TPS Desa Kedungdowo di Kecamatan Kaliwungu, melanjutkan ke SMK NU Ma’arif Kudus yang memproduksi alat pengolahan sampah.
Sidak ini dilakukan tak lepas dari kondisi TPA Tanjungrejo yang overload dan menjadi persoalan rumit yang melilit Pemkab Kudus.
Kondisi overload dan kapasitasnya meningkat yang tak sebanding luasan lahan mengancam TPA Tanjungrejo, jika pekerjaan rumah itu tak segera tertangani.
Menyikapi situasi itu, Masan mengatakan, kesalahan pengelolaan sampah di Kudus saat ini, karena masih metode tradisional dan belum menggunakan teknologi modern.
Ia mengakui, persoalan sampah sangatlah penting, yang menjadi fokus adalah bagaimana supaya teknologi seperti mesin-mesin digunakan dalam pengelolaan sampah.
“Jadi tidak tradisional seperti yang sudah kita lakukan saat ini,. Tidak hanya pada pemanfaatan teknologi, pengolahan sampah harus dilakukan sejak awal yakni saat masih berada di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dengan saling berkolaborasi secara terpadu,” terangnya.
Dalam kunjungan itu, Masan mempelajari detail pengelolaan sampah yang ada. Terlebih saat ini, TPA Tanjungrejo Kudus sudah penuh bahkan overload.
“Teknologi yang ada di Desa Prambatan, Desa Kedungdowo, SMK Ma’arif dan Sidorekso, rencana saya mau jadikan satu TPS terpadu, sehingga penanganan sampah benar benar bisa selesai di desa,” ucap Masan.
Masan menjelaskan, total anggaran yang dibutuhkan membuat TPS terpadu tidak lebih dari Rp 1 miliar. Ketika anggaran pendapatan dan belanja desa kurang, maka bisa ditambah dengan anggaran milik daerah.
- Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Tangani Kemiskinan, Ada Beragam Bantuan
- Keluarga Besar GRO Korban Penembakan Polisi Merasa Kecewa Dan Kesal Dengan Cara Penanganan Kasus
- Terorisme Di Jawa Tengah Muncul Lagi, Polda: Kelompok-Kelompok Bergerak Aktif Di Masyarakat Dengan Diam-Diam