Santri Bisa Kreatif melalui Konten Digital

Para santri di pondok pesantren bisa memanfaatkan teknologi dan digitalisasi yang berkembang begitu pesat dewasa ini.


Dosen Strategi Media Online Universitas Semarang (USM), Edi Nurwahyu Julianto menyampaikan, santri di pesantren bisa berkontribusi menyebarkan pesan kebaikan melalui konten kreatif. 

Pasalnya jika berbicara tentang konten, tidak harus terkotak-kotak pada segmen, kelompok atau komunitas masyarakat tertentu.

“Namun tergantung pada pesan utama apa sih yang akan disampaikan kepada masyarakat dan dikresikan dengan konten yang menarik,” kata Edi, Minggu (19/12).

Dia mencontohkan, kasus yang sedang menimpa lembaga pendidikan seperti pesantren sedang santer belakangan ini. 

Misalkan, konten positif mengisahkan kehidupan didalam pesantren dalam bentuk konten kreatif.

“Melalui konten-konten kreatif, para santri di pondok pesantren justru dapat menyampaikan bahwa ternyata di pesantren masih banyak kok hal-hal positif dan baik dan bisa dikreasi dalam konten-koten positif,” bebernya.

  

Namun begitu, ada tantangan seperti pihak pesantren mau mengikuti proses perkembangan era digital saat ini. 

“Bahkan, tidak menutup kemungkinan dari lingkungan pesatren pun akan muncul konten- konten kreatif yang lebih variatif,” tuturnya.

Sementara itu, Fasilitator Nasional Anti Perundungan dan Sahabat Karakter Puspepeka Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kusfitria Marstyasih menyampaikan, santri juga harus bisa menyuarakan kampanye anti bullying atau perundungan.

Menurutnya, masyarakat umum juga perlu tahu kehidupan di pondok pesantren yang nyaman dan dinamis. Hal ini yang akan membuat kepercayaan masyarakat juga tidak gampang tergeser oleh stigma-stigma tertentu.